Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi Tatalaksana Malaria dan Jejaring Layanan Malaria guna memperkuat upaya penanganan kasus dan mendorong eliminasi malaria di seluruh kabupaten/kota.
"Malaria masih menjadi tantangan kesehatan serius di Kalimantan Timur. Kita perlu terus berupaya menurunkan angka kasus dan memperluas cakupan eliminasi ke seluruh wilayah," kata Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Jumat.
Ia menegaskan, walaupun beberapa kabupaten/kota di Kaltim telah mencapai eliminasi malaria, namun masih ada daerah-daerah dengan angka kasus yang cukup tinggi.
Melalui monitoring dan evaluasi tersebut pihaknya berupaya mengidentifikasi berbagai tantangan dan permasalahan dalam penanganan malaria, sehingga dapat merumuskan solusi yang tepat dan efektif.
Menurut dia, Dinkes Kaltim mengusung agenda komprehensif yang mencakup berbagai aspek penanganan malaria. Pemaparan data dan informasi terbaru mengenai epidemiologi malaria di Kaltim menjadi salah satu fokus utama, meliputi tren kasus, distribusi geografis, dan kelompok berisiko.
Selain itu, dilakukan pula pembahasan mendalam mengenai pedoman dan prosedur terkini dalam diagnosis, pengobatan, dan penatalaksanaan kasus malaria sesuai dengan standar nasional dan internasional.
"Tak kalah penting, monitoring dan evaluasi tersebut juga menyangkut sosialisasi dan mendiskusikan kebijakan pemerintah dalam penanganan malaria, termasuk strategi, program, dan regulasi yang berlaku," ujarnya.
Dinkes Kaltim menggenjot pola kemitraan dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam upaya penanganan malaria, meliputi penyediaan layanan kesehatan, pengadaan obat, dan peningkatan kesadaran masyarakat.
"Kami berharap kegiatan monitoring dan evaluasi ini dapat meningkatkan komitmen dan koordinasi seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan malaria di Kaltim," ucap Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Malaria masih menjadi tantangan kesehatan serius di Kalimantan Timur. Kita perlu terus berupaya menurunkan angka kasus dan memperluas cakupan eliminasi ke seluruh wilayah," kata Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Jumat.
Ia menegaskan, walaupun beberapa kabupaten/kota di Kaltim telah mencapai eliminasi malaria, namun masih ada daerah-daerah dengan angka kasus yang cukup tinggi.
Melalui monitoring dan evaluasi tersebut pihaknya berupaya mengidentifikasi berbagai tantangan dan permasalahan dalam penanganan malaria, sehingga dapat merumuskan solusi yang tepat dan efektif.
Menurut dia, Dinkes Kaltim mengusung agenda komprehensif yang mencakup berbagai aspek penanganan malaria. Pemaparan data dan informasi terbaru mengenai epidemiologi malaria di Kaltim menjadi salah satu fokus utama, meliputi tren kasus, distribusi geografis, dan kelompok berisiko.
Selain itu, dilakukan pula pembahasan mendalam mengenai pedoman dan prosedur terkini dalam diagnosis, pengobatan, dan penatalaksanaan kasus malaria sesuai dengan standar nasional dan internasional.
"Tak kalah penting, monitoring dan evaluasi tersebut juga menyangkut sosialisasi dan mendiskusikan kebijakan pemerintah dalam penanganan malaria, termasuk strategi, program, dan regulasi yang berlaku," ujarnya.
Dinkes Kaltim menggenjot pola kemitraan dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam upaya penanganan malaria, meliputi penyediaan layanan kesehatan, pengadaan obat, dan peningkatan kesadaran masyarakat.
"Kami berharap kegiatan monitoring dan evaluasi ini dapat meningkatkan komitmen dan koordinasi seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan malaria di Kaltim," ucap Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024