Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak generasi zoomers (gen Z) bijak dalam pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan.
Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi disela acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) jilid 2 di Kota Balikpapan, Sabtu (5/10).
"Pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan secara bijak sebagai bagian dari perencanaan keuangan ke depan," katanya.
Menurutnya, literasi keuangan yang baik dan inklusi keuangan yang bijak akan menjadikan generasi muda yang cerdas mengelola keuangan. Sehingga terhindar dari kejahatan keuangan dan dapat menjadi agen literasi di tengah-tengah masyarakat.
Dia mengemukakan, literasi keuangan bagi Gen Z menjadi hal yang sangat penting mengingat jumlah generasi zoomers (Gen Z) yang mendominasi populasi Indonesia yaitu 27,94 persen dari total penduduk.
Friderica menuturkan bahwa Gen Z juga dihadapkan dengan berbagai fenomena sosial seperti you only live once (YOLO), fear of missing out (FOMO) dan fear of other people opinion (FOPO).
"Fenomena sosial seperti itu yang cenderung mengarahkan generasi muda ke pola hidup konsumtif dan bisa berdampak pada pengelolaan keuangan yang tidak bijaksana," ungkapnya.
Selain fenomena sosial, kata Friderica juga terdapat fenomena doom spending yang terjadi di kalangan Generasi Milenial dan Gen Z. Doom spending berarti seseorang yang berbelanja cenderung impulsif tanpa mempertimbangkan penting atau tidaknya suatu barang.
"Kemudian fenomena serupa yang marak adalah instant gratification yang merupakan perilaku untuk mendapatkan keinginan tanpa mencoba melakukan penundaan," tuturnya.
Untuk itu, Friderica menyarankan perilaku tersebut perlu diimbangi dengan perilaku delayed gratification yaitu menunda pemenuhan kesenangan saat ini untuk masa depan yang lebih baik.
“Generasi muda diimbau untuk lebih bijak untuk menggunakan produk dan layanan jasa keuangan. Kemampuan membedakan antara need and want juga harus dimiliki agar terhindar dari pola hidup konsumtif,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi disela acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) jilid 2 di Kota Balikpapan, Sabtu (5/10).
"Pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan secara bijak sebagai bagian dari perencanaan keuangan ke depan," katanya.
Menurutnya, literasi keuangan yang baik dan inklusi keuangan yang bijak akan menjadikan generasi muda yang cerdas mengelola keuangan. Sehingga terhindar dari kejahatan keuangan dan dapat menjadi agen literasi di tengah-tengah masyarakat.
Dia mengemukakan, literasi keuangan bagi Gen Z menjadi hal yang sangat penting mengingat jumlah generasi zoomers (Gen Z) yang mendominasi populasi Indonesia yaitu 27,94 persen dari total penduduk.
Friderica menuturkan bahwa Gen Z juga dihadapkan dengan berbagai fenomena sosial seperti you only live once (YOLO), fear of missing out (FOMO) dan fear of other people opinion (FOPO).
"Fenomena sosial seperti itu yang cenderung mengarahkan generasi muda ke pola hidup konsumtif dan bisa berdampak pada pengelolaan keuangan yang tidak bijaksana," ungkapnya.
Selain fenomena sosial, kata Friderica juga terdapat fenomena doom spending yang terjadi di kalangan Generasi Milenial dan Gen Z. Doom spending berarti seseorang yang berbelanja cenderung impulsif tanpa mempertimbangkan penting atau tidaknya suatu barang.
"Kemudian fenomena serupa yang marak adalah instant gratification yang merupakan perilaku untuk mendapatkan keinginan tanpa mencoba melakukan penundaan," tuturnya.
Untuk itu, Friderica menyarankan perilaku tersebut perlu diimbangi dengan perilaku delayed gratification yaitu menunda pemenuhan kesenangan saat ini untuk masa depan yang lebih baik.
“Generasi muda diimbau untuk lebih bijak untuk menggunakan produk dan layanan jasa keuangan. Kemampuan membedakan antara need and want juga harus dimiliki agar terhindar dari pola hidup konsumtif,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024