Sangatta (Kutai Timur) -  Badan Pengelola Hutan Lindung Wehea Kutai Timur, Kalimantan Timur, memperoleh alokasi anggaran Rp150 juta untuk perbaikan homestay atau rumah singgah yang ada di hutan penelitian itu.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutai Timur, Encek Rijali Rafidin di Kutai Timur, Jumat, mengatakan alokasi dana untuk perbaikan homestay di hutang lindung yang terletak di Muara Wahau, Kutai Timur tersebut berasal dari APBD Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014

"Dana tersebut dialokasikan untuk rehabilitasi homestay karena ada beberapa bagian bangunan mulai rusak. Tahun ini rehabnya dikerjakan untuk penunjang pengelolaan di dalam kawasan hutan," kata Encek Rijali.

Menurut Encek Rijal didampingi Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam BLH Kutai Timur Budi Siswanto, homestay yang akan diperbaiki merupakan salah satu dari empat bangunan yang ada di Hutan Lindung Wehea.

Homestay yang akan diperbaiki itu, kata dia, memiliki delapan kamar dan mampu menampung 20 orang. Selain itu juga ada bangunan lain seperti mess untuk para staf pengelola hutan berkapasitas empat orang tamu.

"Anggaran Rp150 juta sebenarnya kurang namun akan digunakan sesuai peruntukannya agar bangunannya tidak rusak parah," ujarnya.

Budi Siswanto menambahkan selain akan memperbaiki homestay, ada juga rencana peningkatan jalan sejauh 2,5 kilometer menuju lokasi pada 2014 ini juga.

Ia mengatakan peningkatan jalan menuju lokasi Hutan Lindung Wehea memang sangat dibutuhkan karena kondisinya masih tanah liat sehingga kalau musim hujan sulit dilewati.

"Kondisi jalan menuju lokasi hutan lindung cukup jauh hingga puluhan kilometer, tapi hanya 2,5 kilometer yang ditingkatkan oleh Dinas Pekerjaan Umum," kata Budi Siswanto.

Ia mengharapkan jalan menuju kawasan Hutan Lindung Wehea terus ditingkatkan sehingga para pengunjung tidak mengalami kesulitan mencapai lokasi itu.

Hutan Lindung Wehea terletak di Kecamatan Muara Wahau dengan luas areal mencapai 38.000 hektare. Pada beberapa tahun terakhir lokasi itu menjadi daerah tujuan wisatawan mancanegera untuk penelitian.

Hutan Lindung Wehea yang berada di ketinggian 250 meter dari permukaan laut di bagian timur, dan sampai 1.750 meter di bagian barat mempunyai fungsi ekologis yang penting karena terdapat berbagai jenis satwa liar antara lain 19 jenis mamalia, 114 jenis burung, 12 hewan pengerat, sembilan jenis primata dan 59 jenis pohon bernilai ekonomi.

Salah satu primata yang menggantungkan hidupnya kepada kelestarian Hutan Wehea adalah orangutan (Pongo Pygmaeus)yang menurut penelitian, populasinya saat ini hanya sekitar 750 ekor.

Pada tahun 2005 melalui Surat Keputusan Bupati Kutai Timur No. 44/02.188.45/HK/II/2005 dibentuklah Badan Pengelola Hutan Lindung Wehea BP-HULIWA) yang terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat adat, lembaga pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).(*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014