Pengurus Wilayah Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBBKT) berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Samarinda mendesain peta pembangunan Kaltim melalui Dialog Publik dengan tema "Mau dibawa ke mana Arah Pembangunan Kaltim 2025-2030".
 
"Dialog Publik ini akan digelar pada Senin, 19 Agustus 2024 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda mulai pukul 09.00 Wita hingga selesai, dengan mengundang berbagai pihak agar bisa memberikan masukan untuk kemajuan Kaltim," ujar Ketua Pengurus Wilayah KBBKT Irianto Lambrie di Samarinda, Sabtu. 
 
Mantan Sekprov Kaltim 2009-2013 ini melanjutkan, sejumlah masukan dari berbagai pihak hasil dialog mendatang akan dikaji, dirumuskan, dan rekomendasi solusi untuk dijadikan bahan kebijakan bagi siapapun yang akan menjadi Gubernur Kaltim periode 2024-2029.
 
"Dialog mendatang merupakan kegiatan mandiri, tidak ada unsur politik tidak ada dukungan finansial, sehingga rumusan dan rekomendasi yang dihasilkan dalam giat mendatang akan kami serahkan kepada pasangan manapun yang lolos menjadi gubernur, karena kami sebagai warga Kaltim, tentu memiliki kepedulian terhadap kemajuan Kaltim," katanya. 
 
Irianto yang merupakan Gubernur Kalimantan Utara dua periode, yakni periode pertama sebagai penjabat pada 2013-2015, periode kedua definitif pada 2016–2021 tersebut melanjutkan, sejumlah pihak yang menjadi narasumber dalam dialog mendatang antara lain dirinya, Ketua ISEI Samarinda Korwil Kaltim Adji Sofyan Effendi, dan Prof. Muhdar dari Fakultas Hukum Samarinda. 
 
Sedangkan sejumlah pihak yang diundang dan terlibat dalam dialog antara lain sejumlah rektor baik negeri maupun swasta, badan eksekutif mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, organisasi kemasyarakatan, sejumlah paguyuban yang menjadi pilar Kaltim.
 
Pihaknya juga mengundang Alimuddin, Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), karena pembangunan di IKN pasti beririsan dan berdampak dengan daerah mitra khususnya dan daerah penyangga umumnya, terutama di Kaltim. 
 
Dalam dialog mendatang, lanjut ia, hal yang diangkat adalah kondisi riil Kaltim selama beberapa tahun terakhir dan kondisi terkini, kemudian dibuktikan dengan fakta dan data, termasuk bukti empiris, dari sini kemudian dirumuskan untuk rekomendasi kebijakan untuk masa depan, terutama dalam lima tahun mendatang. 
 
Ketua ISEI Samarinda Korwil Kaltim Adji Sofyan Effendi (Antara/ M Ghofar)
Sementara Ketua ISEI Samarinda Korwil Kaltim Adji Sofyan Effendi yang juga ekonom mengatakan, dialog publik ini digelar karena pihaknya ingin memberi masukan untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2025-2030, terutama dari sisi pembangunan ekonomi. 
 
Ada beberapa persoalan besar yang dihadapi Kaltim di bidang ekonomi, antara lain adalah masih adanya disparitas ekonomi maupun kesenjangan sosial, sehingga hal ini harus dirumuskan agar ketimpangan tidak berlanjut. 
 
Ia melanjutkan APBD Kaltim 2024 saja senilai Rp22,19 triliun. Dengan nilai sebesar ini, jika dibedah sampai kondisi riil di masyarakat seperti angka kemiskinan ekstrem Kaltim saat ini masih 6,11 persen, kemudian jumlah pengangguran yang relatif tinggi dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,75 persen.
 
"Walaupun kondisi ini tidak dalam kondisi yang terlalu mengkhawatirkan, yakni tingkat kemiskinan tidak sampai dua digit, TPT juga di bawah dua digit, namun kita tentu ingin konsep pembangunan yang jelas dan terukur agar disparitas ini bisa kita turunkan," ujar Adji. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024