Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda Asli Nuryadin mengatakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tidak hanya tentang pengenalan lingkungan sekolah, tetapi juga menjadi transisi menyenangkan untuk membangun karakter dan jejaring bagi siswa baru.
"MPLS bukan sekadar perkenalan, tapi juga masa transisi bagi siswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Di sinilah peran penting guru dan orang tua untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan edukatif," kata Asli Nuryadin di Samarinda, Selasa.
Menurutnya, MPLS yang diselenggarakan di tingkat sekolah dasar (SD) sekitar dua pekan tersebut, bukan sekadar pengenalan tata tertib dan struktur sekolah, MPLS tahun ini difokuskan pada penguatan karakter siswa melalui berbagai kegiatan, seperti materi dari praktisi atau guru dan membangun jejaring antara siswa, guru, dan orang tua.
"Kita ingin MPLS ini menjadi ajang bagi siswa baru untuk menjalin komunikasi yang baik dengan guru dan orang tua. Guru itu ibarat orang tua kedua bagi anak, jadi penting untuk membangun komunikasi efektif," imbuhnya.
Menurut Asli, membangun jejaring yang kuat antara sekolah, guru, dan orang tua merupakan kunci penting dalam membantu siswa baru beradaptasi dan berkembang di lingkungan sekolah.
"Orang tua diharapkan dapat mendampingi anak selama MPLS, terutama untuk siswa kelas 1 SD. Jalin komunikasi dengan pihak sekolah untuk mengetahui perkembangan anak selama MPLS. Berikan semangat dan motivasi kepada anak agar mereka senang dan nyaman di sekolah baru," ujarnya.
Dia menuturkan dengan fokus pada pembangunan karakter dan jejaring, diharapkan MPLS di Samarinda tahun ini dapat melahirkan generasi muda yang berkarakter kuat dan siap berprestasi di masa depan.
Kadisdikbud Samarinda menginstruksikan kepada pihak sekolah untuk menyelenggarakan MPLS dengan cara yang kreatif dan edukatif.
"Hindari kegiatan yang mengarah pada perundungan. Ciptakan suasana yang positif dan inklusif agar semua siswa merasa diterima dan dihargai," tegas Asli.
Ia memaparkan bahwa kerja sama yang baik antara sekolah, guru, dan orang tua, MPLS tahun ini dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya dalam membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya.
Berdasarkan data Disdikbud Samarinda, jumlah siswa baru pada tahun ajaran 2024-2025 untuk jenjang SD dan SMP di Samarinda mencapai sekitar 22 ribu siswa. Hal ini, menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah untuk memastikan bahwa semua siswa mendapatkan MPLS yang berkualitas.
"Kami terus memantau pelaksanaan MPLS di seluruh sekolah di Samarinda. Jika ditemukan pelanggaran, kami akan segera mengambil tindakan tegas," katanya.
Ia menjelaskan bahwa MPLS merupakan momen penting bagi siswa baru untuk memulai proses sosialisasi mereka di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Pelaksanaan MPLS yang tertib, edukatif dan menyenangkan, membuat para siswa baru dapat beradaptasi dengan baik dan mencapai keberhasilan dalam belajar dan berkembang di sekolah barunya," kata Asli.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"MPLS bukan sekadar perkenalan, tapi juga masa transisi bagi siswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Di sinilah peran penting guru dan orang tua untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan edukatif," kata Asli Nuryadin di Samarinda, Selasa.
Menurutnya, MPLS yang diselenggarakan di tingkat sekolah dasar (SD) sekitar dua pekan tersebut, bukan sekadar pengenalan tata tertib dan struktur sekolah, MPLS tahun ini difokuskan pada penguatan karakter siswa melalui berbagai kegiatan, seperti materi dari praktisi atau guru dan membangun jejaring antara siswa, guru, dan orang tua.
"Kita ingin MPLS ini menjadi ajang bagi siswa baru untuk menjalin komunikasi yang baik dengan guru dan orang tua. Guru itu ibarat orang tua kedua bagi anak, jadi penting untuk membangun komunikasi efektif," imbuhnya.
Menurut Asli, membangun jejaring yang kuat antara sekolah, guru, dan orang tua merupakan kunci penting dalam membantu siswa baru beradaptasi dan berkembang di lingkungan sekolah.
"Orang tua diharapkan dapat mendampingi anak selama MPLS, terutama untuk siswa kelas 1 SD. Jalin komunikasi dengan pihak sekolah untuk mengetahui perkembangan anak selama MPLS. Berikan semangat dan motivasi kepada anak agar mereka senang dan nyaman di sekolah baru," ujarnya.
Dia menuturkan dengan fokus pada pembangunan karakter dan jejaring, diharapkan MPLS di Samarinda tahun ini dapat melahirkan generasi muda yang berkarakter kuat dan siap berprestasi di masa depan.
Kadisdikbud Samarinda menginstruksikan kepada pihak sekolah untuk menyelenggarakan MPLS dengan cara yang kreatif dan edukatif.
"Hindari kegiatan yang mengarah pada perundungan. Ciptakan suasana yang positif dan inklusif agar semua siswa merasa diterima dan dihargai," tegas Asli.
Ia memaparkan bahwa kerja sama yang baik antara sekolah, guru, dan orang tua, MPLS tahun ini dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya dalam membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya.
Berdasarkan data Disdikbud Samarinda, jumlah siswa baru pada tahun ajaran 2024-2025 untuk jenjang SD dan SMP di Samarinda mencapai sekitar 22 ribu siswa. Hal ini, menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah untuk memastikan bahwa semua siswa mendapatkan MPLS yang berkualitas.
"Kami terus memantau pelaksanaan MPLS di seluruh sekolah di Samarinda. Jika ditemukan pelanggaran, kami akan segera mengambil tindakan tegas," katanya.
Ia menjelaskan bahwa MPLS merupakan momen penting bagi siswa baru untuk memulai proses sosialisasi mereka di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Pelaksanaan MPLS yang tertib, edukatif dan menyenangkan, membuat para siswa baru dapat beradaptasi dengan baik dan mencapai keberhasilan dalam belajar dan berkembang di sekolah barunya," kata Asli.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024