Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengagendakan intervensi stunting atau gagal pertumbuhan akibat gizi buruk pada anak, secara serentak di sepuluh kabupaten dan kota se-Kaltim.

"Kegiatan ini dijadwalkan pada Rabu 12 Juni 2024. Acara ini akan dipusatkan di Posyandu Angsoka Loa Janan Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara," kata Satgas Percepatan Penurunan Angka Stunting BKKBN Kaltim, Ns Masdar John di Samarinda, Selasa.

Ia menjelaskan, pencanangan intervensi stunting serentak tersebut merupakan langkah strategis untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kaltim.

Kegiatan ini mencakup pendataan, penimbangan, memastikan ketersediaan alat antropometri, dan fasilitasi kegiatan edukasi.

Sasaran dari intervensi ini meliputi bayi, balita, ibu hamil, dan calon pengantin. Mereka diharapkan datang ke posyandu untuk menjalani pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi, dan intervensi.

"Seluruh bayi, balita, ibu hamil, dan calon pengantin akan menjalani proses penimbangan dan pengukuran pada bulan Juni. Diharapkan seluruh posyandu di Kaltim, termasuk di Kukar, Samarinda, dan kota lainnya bisa mencapai target 100 persen," jelas Masdar.

Acara ini akan diawali dengan kick-off pencanangan pada 12 Juni 2024 oleh Penjabat Gubernur Kaltim bersama Ibu Penjabat Ketua PKK Provinsi Kaltim.

Ia mengatakan, kolaborasi antara tim percepatan penurunan stunting di provinsi dan kabupaten/kota menjadi kunci keberhasilan acara ini.

"Kegiatan ini akan diikuti oleh 10 kabupaten/kota secara Zoom meeting dan diikuti seluruh desa/kelurahan di Kaltim. Setiap desa akan mengadakan pelayanan posyandu minimal satu kali dan Penjabat Gubernur Kaltim juga akan menyapa beberapa kabupaten/kota dan desa/kelurahan yang terlibat," terangnya.

Setiap desa atau kelurahan diminta minimal membuka satu posyandu dan mengikuti Zoom meeting. Diharapkan pada tanggal 12 akan terjadi peningkatan signifikan kunjungan ke posyandu.

Ia berharap, mulai Juni 2024, seluruh posyandu di Indonesia meningkatkan cakupan kunjungan kepada ibu hamil, calon pengantin, bayi dan balita menjadi 100 persen.

Seluruh posyandu di Kaltim diharapkan meningkatkan layanannya dengan melibatkan seluruh komponen yang ada untuk memastikan tidak ada yang tersasar.

Ia mengimbau, masyarakat tidak perlu takut untuk datang ke posyandu. Jika ditemukan masalah gizi atau kondisi lainnya, hal itu dapat diintervensi lebih awal.
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024