Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang menyusun konsep pariwisata ramah lingkungan atau ecotoutism di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kawasan sekitarnya.
"Pertama, melalui kelembagaan desa wisata yang paling tepat untuk pengembangan ecotourism, di IKN dan Kaltim secara umum," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat menjadi narasumber pada kegiatan Nemuin Komunitas (Netas) di Balikpapan, Rabu (1/5).
Kemudian yang kedua adalah mengoptimalkan peran komunitas-komunitas pecinta lingkungan dengan menawarkan beberapa festival seperti Mathilda Fest.
"Rencananya, Mathilda Fest ini akan diajukan menjadi bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) sebagai program tahunan," ungkapnya.
Di sisi lain, Sandiaga juga memberikan catatan untuk industri pariwisata di Kaltim, seperti masalah kebersihan yang harus dikelola dengan baik.
Menurutnya kebersihan bisa dikelola baik melalui pengelolaan sampah terintegrasi dengan memberdayakan komunitas, penggunaan energi baru terbarukan (EBT), dan konservasi mangrove.
Lanjutnya pengelolaan sampah dengan sistem tersebut bisa menciptakan produk wisata carbon offset, dalam arti yang datang ke tempat wisata tersebut bisa diajak untuk menanam mangrove maupun merestorasi terumbu karang.
"Itu bisa dilakukan di kepulauan Derawan dan Maratua," tuturnya.
Sandiaga berharap melalui kegiatan ini emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata dan pembangunan, khususnya di IKN bisa direduksi secara optimal.
Tak hanya itu, bagi turis atau pengunjung yang datang ke Kaltim akan diberikan insentif melalui tawaran paket wisata budaya. Terdiri dari konservasi budaya, konservasi biota air seperti pesut, dan pemberdayaan desa-desa wisata.
"Ini bisa jadi agenda wisata Nasional sebagai bagian dari green tourism. Dan sektor lain kita harapkan akan mengikuti agar ekonomi Kaltim meningkat tajam. Saat ini kontribusi sektor Parekraf sekitar 5,7 hingga 5,8 persen terhadap Product Domestic Brutto (PDB) Kaltim," ungkapnya.
Menurut Sandiaga, dengan ditunjuknya Kaltim sebagai IKN maka pihaknya akan menambah anggaran sebanyak 5 persen untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Parekraf di Kaltim.
"Sebelumnya anggaran hanya sebesar 25 persen menjadi 30 persen," sebutnya.
Dia mengemukakan dari total anggaran tersebut, tingkat penyerapannya sangat baik mengingat kontribusi Parekraf ke PDB Nasional hampir 8 persen.
"Kami terus berkolaborasi dengan semua pihak untuk menyukseskan IKN dengan menciptakan produk-produk ekonomi kreatif yang bisa membuka peluang kerja serta usaha," ujarnya.
Selain itu ucapnya Kemenparekraf juga membuat sejumlah program latihan untuk meningkatkan permodalan agar komunitas-komunitas dan pelaku usaha ekonomi kreatif semakin kuat perannya dalam membangun IKN.
"Tulang punggung dari pembangunan ekonomi di Kaltim adalah peran komunitas, jadi saya harap ini terus berkesinambungan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Pertama, melalui kelembagaan desa wisata yang paling tepat untuk pengembangan ecotourism, di IKN dan Kaltim secara umum," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat menjadi narasumber pada kegiatan Nemuin Komunitas (Netas) di Balikpapan, Rabu (1/5).
Kemudian yang kedua adalah mengoptimalkan peran komunitas-komunitas pecinta lingkungan dengan menawarkan beberapa festival seperti Mathilda Fest.
"Rencananya, Mathilda Fest ini akan diajukan menjadi bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) sebagai program tahunan," ungkapnya.
Di sisi lain, Sandiaga juga memberikan catatan untuk industri pariwisata di Kaltim, seperti masalah kebersihan yang harus dikelola dengan baik.
Menurutnya kebersihan bisa dikelola baik melalui pengelolaan sampah terintegrasi dengan memberdayakan komunitas, penggunaan energi baru terbarukan (EBT), dan konservasi mangrove.
Lanjutnya pengelolaan sampah dengan sistem tersebut bisa menciptakan produk wisata carbon offset, dalam arti yang datang ke tempat wisata tersebut bisa diajak untuk menanam mangrove maupun merestorasi terumbu karang.
"Itu bisa dilakukan di kepulauan Derawan dan Maratua," tuturnya.
Sandiaga berharap melalui kegiatan ini emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata dan pembangunan, khususnya di IKN bisa direduksi secara optimal.
Tak hanya itu, bagi turis atau pengunjung yang datang ke Kaltim akan diberikan insentif melalui tawaran paket wisata budaya. Terdiri dari konservasi budaya, konservasi biota air seperti pesut, dan pemberdayaan desa-desa wisata.
"Ini bisa jadi agenda wisata Nasional sebagai bagian dari green tourism. Dan sektor lain kita harapkan akan mengikuti agar ekonomi Kaltim meningkat tajam. Saat ini kontribusi sektor Parekraf sekitar 5,7 hingga 5,8 persen terhadap Product Domestic Brutto (PDB) Kaltim," ungkapnya.
Menurut Sandiaga, dengan ditunjuknya Kaltim sebagai IKN maka pihaknya akan menambah anggaran sebanyak 5 persen untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Parekraf di Kaltim.
"Sebelumnya anggaran hanya sebesar 25 persen menjadi 30 persen," sebutnya.
Dia mengemukakan dari total anggaran tersebut, tingkat penyerapannya sangat baik mengingat kontribusi Parekraf ke PDB Nasional hampir 8 persen.
"Kami terus berkolaborasi dengan semua pihak untuk menyukseskan IKN dengan menciptakan produk-produk ekonomi kreatif yang bisa membuka peluang kerja serta usaha," ujarnya.
Selain itu ucapnya Kemenparekraf juga membuat sejumlah program latihan untuk meningkatkan permodalan agar komunitas-komunitas dan pelaku usaha ekonomi kreatif semakin kuat perannya dalam membangun IKN.
"Tulang punggung dari pembangunan ekonomi di Kaltim adalah peran komunitas, jadi saya harap ini terus berkesinambungan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024