Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menilai pesta adat Lom Plai Wehea berpotensi mengangkat seni budaya Kutai Timur ke kancah internasional.
“Kami sangat mengapresiasi acara ini. Ini adalah wujud komitmen kita untuk menjaga warisan seni budaya nenek moyang kita,” kata dia di Kutai Timur, Sabtu.
Lom Plai merupakan pesta syukur panen padi yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat adat Wehea setiap tahun. Lom Plai kegiatan bersama enam desa di kawasan Wehea, yakni Desa Liaq Leway, Bea Nehas, Nehas Liang Bing, Long Wehea, Diaq Lay, dan Dea Beq.
“Pesta adat ini akan menjadi instrumen untuk mengenalkan Kutai Timur lebih jauh ke luar, nasional dan internasional,” kata dia.
Sebagai bagian dari penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), kata dia, Kutai Timur perlu terus mengembangkan potensi seni budaya.
Pemkab Kutai Timur dan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah itu juga diimbau memberi dukungan untuk pembinaan seni budaya setempat.
Ke depan, Akmal menyarankan Pemkab Kutai Timur berani menggelar agenda nasional bahkan internasional, seperti mengundang seni budaya dari negara-negara lain yang hampir serupa, seperti Thailand, Jepang, dan China.
Baca juga: Disdikbud Balikpapan tegaskan tidak ada perubahan seragam sekolah
“Nilai sakral tetap kita jalankan dan kita juga punya pembanding. Harapan kita festival budaya ini akan lebih mendunia dan menjadi aset dunia, karena ini sudah jadi warisan UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan),” kata dia.
Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman berterima kasih atas perhatian Pemprov Kaltim untuk mendukung pelaksanaan pesta adat Lom Plai Wehea.
Staf Ahli Bidang Pengembangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Masruroh mengatakan pesta adat dan budaya Lom Plai Wehea sudah menjadi agenda "Kharisma Event Nusantara" selama dua tahun berturut-turut.
“Kita nanti akan kerja bareng agar skala pesta adat Lom Plai bisa lebih ke level nasional dan internasional,” kata dia.
Ia berharap, dengan peningkatan skala itu, selain pelestarian dan pengembangan seni budaya terus lestari, ekonomi masyarakat Wehea akan jauh meningkat.
Rangkaian Lom Plai sudah dimulai sejak 15 Maret 2024. Berbagai lomba digelar dalam rangkaian kegiatan itu, antara lain lomba menari, lomba menumbuk padi, dan lomba kesenian.
Baca juga: OIKN eratkan kebersamaan dengan tokoh adat bangun Kota Nusantara
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
“Kami sangat mengapresiasi acara ini. Ini adalah wujud komitmen kita untuk menjaga warisan seni budaya nenek moyang kita,” kata dia di Kutai Timur, Sabtu.
Lom Plai merupakan pesta syukur panen padi yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat adat Wehea setiap tahun. Lom Plai kegiatan bersama enam desa di kawasan Wehea, yakni Desa Liaq Leway, Bea Nehas, Nehas Liang Bing, Long Wehea, Diaq Lay, dan Dea Beq.
“Pesta adat ini akan menjadi instrumen untuk mengenalkan Kutai Timur lebih jauh ke luar, nasional dan internasional,” kata dia.
Sebagai bagian dari penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), kata dia, Kutai Timur perlu terus mengembangkan potensi seni budaya.
Pemkab Kutai Timur dan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah itu juga diimbau memberi dukungan untuk pembinaan seni budaya setempat.
Ke depan, Akmal menyarankan Pemkab Kutai Timur berani menggelar agenda nasional bahkan internasional, seperti mengundang seni budaya dari negara-negara lain yang hampir serupa, seperti Thailand, Jepang, dan China.
Baca juga: Disdikbud Balikpapan tegaskan tidak ada perubahan seragam sekolah
“Nilai sakral tetap kita jalankan dan kita juga punya pembanding. Harapan kita festival budaya ini akan lebih mendunia dan menjadi aset dunia, karena ini sudah jadi warisan UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan),” kata dia.
Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman berterima kasih atas perhatian Pemprov Kaltim untuk mendukung pelaksanaan pesta adat Lom Plai Wehea.
Staf Ahli Bidang Pengembangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Masruroh mengatakan pesta adat dan budaya Lom Plai Wehea sudah menjadi agenda "Kharisma Event Nusantara" selama dua tahun berturut-turut.
“Kita nanti akan kerja bareng agar skala pesta adat Lom Plai bisa lebih ke level nasional dan internasional,” kata dia.
Ia berharap, dengan peningkatan skala itu, selain pelestarian dan pengembangan seni budaya terus lestari, ekonomi masyarakat Wehea akan jauh meningkat.
Rangkaian Lom Plai sudah dimulai sejak 15 Maret 2024. Berbagai lomba digelar dalam rangkaian kegiatan itu, antara lain lomba menari, lomba menumbuk padi, dan lomba kesenian.
Baca juga: OIKN eratkan kebersamaan dengan tokoh adat bangun Kota Nusantara
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024