Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, berencana membuat sumur bor untuk mengatasi krisis air guna pengairan lahan persawahan di daerah yang akrab disapa dengan julukan Benuo Taka itu saat musim kemarau pada tahun ini.
Solusi jangka panjang pengairan lahan pertanian, menurut Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara Makmur Marbun di Penajam, Sabtu, adalah pembangunan Bendung Gerak Sungai Talake.
Tetapi rencana pembangunan Bendung Gerak Sungai Talake hingga kini belum terealisasi, lanjut dia, dan diharapkan pemerintah pusat segera merealisasikan pembangunan bendung gerak itu.
Keberadaan Bendung Gerak Sungai Talakedi perbatasan Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, bisa menjadi sumber air irigasi untuk pengairan lahan pertanian di dua kabupaten.
Pemerintah kabupaten harus mengatasi masalah pengairan jangka pendek dengan mencari solusi terutama saat musim kemarau, kata bupati, karena selama ini pengairan lahan pertanian hanya tadah hujan.
Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki belasan ribu hektare lahan pertanian, tetapi belum ditopang dengan sumber air irigasi untuk pengairan yang memadai.
Pemerintah kabupaten rencana membikin sumur bor untuk mengantisipasi krisis pengairan, ungkap dia, dan pemerintah provinsi memberikan bantuan pembangunan lima sumur bor.
Sumur bor yang bakal dibangun itu memiliki kedalaman 200 meter yang diperkirakan dapat mengairi lahan pertanian dengan luas 20 hektare.
Lima sumur bor itu dibangun di wilayah Kecamatan Babulu untuk mengatasi krisis pengairan lahan persawahan yang cukup luas saat musim kemarau.
"Kami fokus pertanian tahun ini, sebagai upaya hadapi kemarau agar irigasi dapat berlangsung lancar," jelas Makmur Marbun.
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan terjadi pada Juli dan Agustus 2024.(Adv)
Pewarta: Nyaman Bagus Purwaniawan
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur
2024