Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota KOmisi II DPRD Kaltim, Puji Astuti menanggapi peristiwa musibah ambruknya bangunan ruko berantai 3 di Kompleks Cendrawasih Permai Samarinda karena tidak profesional, padahal teknologi dan Ilmu pengetahuan tentang konstruksi di Indonesia yang sudah demikian canggih.

Gedung-gedung pencakar langit telah bertebaran di Indonesia. Khusus di Kaltim, gedung dengan level tingkat yang tinggi juga ada. Semuanya aman terbangun dengan dukungan serapan teknologi terkini sejak proses perencanaan, perhitungan teknis hingga pembangunannya.

"Sayangnya, banyak pihak yang tidak memperhitungkan hal teknis tadi. Salah satunya bisa dilihat pada musibah ambruknya bangunan ruko 3 lantai di Kompleks Cendrawasih Permai Samarinda yang menelan korban 12 orang meninggal,  5 orang  luka-luka dan korban selamat 64 orang. Ambruknya ruko ini sangat memalukan dunia konstruksi di Kaltim," katanya.

Menurutnya Kemungkinan besar ada  proses yang di lupakan pada proses pembangunannya. Karena secara kasat mata konsep pembangunan ruko itu mudah dan simple. Jadi, menurut saya perencana, kontraktor, pengawas dan pemilik ruko (owner) bersikap teledor dan tidak profesional yang bisa jadi disebabkan :

Pertama, Konsultan  Perencana Konstruksi  mungkin tidak melakukan sonding tentang kekuatan tanah di  areal yang akan di  bangun ruko.Penyelidikan tanah dibutuhkan untuk keperluan desain pondasi, kemungkinan perencanaan bangunan  ruko dengan prodak berupa gambar ruko, bill of quantity, RAB (rencana anggaran biaya bangunan) RKS (rencana kerja dan syarat) tidak sesuai dengan kondisi tanah.

Kedua, aanwijzing.  Setelah konsultan perencana membuat semua persayaratan bangunan, tentu konsultan perencana mengadakan presentasi atau yang lebih dikenal dengan aanwijzing merupakan salah satu tahap dalam sebuah tender dalam memberikan penjelasan mengenai pasal-pasal dalam RKS, gambar tender, RAB dan TOR (Term of Reference) kepada general kontraktor dan  konsultan pengawasan bangunan ruko. Mungkin konsultan perencana tidak melakukan aanwijzing sehingga kontraktor dan pengawas bekerja tidak sesuai RKS dan RAB.

Ketiga, konsultan pengawas konstruksi .  memiliki peran penting untuk menentukan kualitas bangunan. Apabila tidak bekerja maksimal dan profesional  bisa menjadi penyebab runtuhnya   bangunan ruko itu.

Keempat, general kontraktor. Bertugas melaksanakan pembangunan ruko secara total keseluruhan tidak sesuai dengan RAB , RKS  ada material-material  tertentu yang kuantiti atau ukurannya dikurangi guna mendapatkan keuntungan yang lebih besar, tetapi tidak memikirkan risiko dari hasil pekerjaannya yang membahayakan masyarakat.

Kelima, owner ruko tidak teliti dan ceroboh dalam memilih konsultan perencanaan,  pengawas kontraktor karena yang dipilih tidak berpengalaman tidak cukup profesional dengan harga jasa murah.

Masyarakat prihatin dan menyesalkan ambruknya bangunan Ruko di Kompleks  Cendrawasih Permai di Kota Samarinda yang menelan banyak korban ini. Menjadi pembelajaran sangat penting dan berharga untuk semua pihak terutama  Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemkot Samarinda.

Puji Astuti mengingatkan untuk mengantisipasi musibah yang sama pihak-pihak atau lembaga yang berkaitan dengan   pemberian  sertifikasi  di bidang jasa konstruksi, jasa konsultan perencanaan, jasa konsultan pengawasan yang berkaitan pekerjaan bangunan ruko tersebut bisa mengambil sikap kepada anggotanya yang lalai, ceroboh dan tidak profesional. Pemerintah harus bersikap tegas untuk mem-black list .

Sedangkan bagi korban, pemerintah harus terus mengadakan koordinasi  guna membantu mereka. Terutama dukungan bagi korban yang meninggal dunia mulai dari evakuasi hingga proses mengantar jasad hingga ke rumah duka. (*)
                  



 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014