Tenggarong (ANTARA Kaltim) - UPT Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara melakukan inovasi dalam sistem budidaya ikan, dengan memperkenalkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam bentuk Kartu kendali kepada pembudidaya ikan sebagai meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya di wilayah itu.

Kasubag TU UPT Kecamatan Tenggarong Seberang  Muhlis Haji Pannusu mengatakan, sudah mulai mensosialisasikan kartu kendali kepada pembudidaya.

"Dengan Kartu kendali, pembudidaya bisa memprediksi sejak dini apakah usaha mereka mendaptkan keuntungan atau akan mengalami kerugian, sehingga masalah bisa segera diatasi," ujar Muhlis, akhir pekan tadi.

Muhlis mengatakan, kartu kendali tersebut berfungsi seperti SOP dalam kegiatan budidaya ikan baik kolam maupun karamba. Misalnya dalam  budidaya kolam, kartu tersebut memberikan panduan hal-hal yang harus dilakukan pembudidaya mulai saat penyiapan lahan,  pengolahan tanah, cara  pengapuran,  pemupukan, pengisian air, penebaran benih,  pemberian pakan, penyeleksian, monitoring pertumbuhan, monitoring kualitas air dan lingkungan budidaya, monitoring hama dan penyakit, dan   pemanenan. 

"Semua tahapan kegiatan budidaya itu dilakukan secara terukur baik dari segi waktu dan jumlah material yang dimanfaatkan, sehingga pembudidaya dapat mengetahui jumlah pengeluaran maupun  keuntungan atau kerugiannya setiap saat," paparnya.

Menurut Dia, pengendalian berbagai faktor tersebut perlu dilakukan, karena ikan sangat tergantung terhadap daya dukung lingkungannya, apabila terjadi perubahan terhadap ambang batasnya, ikan bisa stress dan terserang penyakit, bahkan kematian total secara mendadak.

Sehingga dengan kartu kendali masalah tersebut dapat segera diketahui, pembudidaya dapat mengambil tindakan perbaikan kualitas air dan lingkungan budidaya secepatnya, temasuk tindakan pencegahan dan pengobatan jika terserang penyakit, sehingga kematian ikan secara massal dapat diantisipasi dan diminimalisir sendiri oleh pembudidaya.

Muhlis mengatakan, budidaya dengan kartu kendali telah dilaksanakan uji coba penerapan sejak setahun lalu kepada kelompok Bina Karya Bersama di Desa Separi dan Karamba Kumala di Desa Teluk Dalam, Tenggarong Seberang. Hasilnya metode budidaya dengan kartu kendali telah berhasil memberikan informasi apakah budidaya yang dilakukan bisa menguntungkan atau merugi sejak awal-awal pemeliharaan.

Namun, menurut Muhlis untuk mensosialisasikan dan membuat pembudidaya mau menerapkan kartu kendali di Tenggarong seberang sampai saat ini masih banyak mengalami kendala. Yaitu terbatasnya tenaga penyuluh perikanan yang tak dapat menjangkau semua desa, serta masyarakat yang sulit memahami dan menerapkan budidaya dengan kartu kendali.

Hal tersebut karena kartu kendali itu mengharuskan pembudidaya mencatat dan menghitung semua kegiatan yang mereka lakukan, mulai dari  persiapan sampai panen setiap hari.

“Petani ikan kita tidak terbiasa mencatat dan menghitung akibatnya aktivitas budidayanya tidak terukur, makanya mereka baru tahu rugi setelah panen,” ujarnya.

Karena itu Muhlis berharap, rekan penyuluh perikanan yang ada di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Tenggarong Seberang membantu pihaknya dalam mensosialisasikan dan merubah mainset (pola pikir) para pembudidaya ikan  di lapangan, mengingat UPT Dinas Perikanan dan Kelautan kekurangan tenaga teknis penyuluh. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014