Nunukan (ANTARA Kaltim) - Pejabat Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menjamin dana biaya operasional sekolah daerah (Bosda) untuk sejumlah sekolah di Kabupaten Nunukan segera dicairkan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
"Insya Allah dalam waktu dekat ini, dana Bosda segera dicairkan pemerintah (Provinsi) Kaltim," ujar dia usai menjadi inspektur upacara peringatan HUT Satpol PP ke-64 se Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara di Nunukan, Senin.
Hal ini disampaikan Irianto Lambrie menanggapi keluhan sekolah-sekolah di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan yang terpaksa mengutang dana untuk pelaksanaan ujian nasional (UN).
Sebelumnya, Ketua PGRI Kabupaten Nunukan, Husin Manu mengungkapkan, seluruh sekolah di daerah itu terpaksa mengutang dana untuk pelaksanaan UN akibat dana bosda belum cair hingga saat ini.
Dana tersebut dipinjam kepada pihak luar yang bersedia dengan besaran antara Rp30 juta sampai Rp40 juta setiap sekolah (SMA/SMK dan sederajat), kata Husin Manu.
Ia mengaku mendapatkan keluhan dari sekolah di daerahnya walaupun telah dijanjikan oleh dinas pendidikan dan Pemkab Nunukan bahwa dana bosda tersebut akan dicairkan sebelum pelaksanaan ujian akhir sekolah (UAS) dan UN.
"Sebelum UAS dan UN, dinas pendidikan dan pemda sudah menjanjikan akan mencairkan dana bosda kepada seluruh sekolah. Tapi setelah dicek direkening sekolah masing-masing ternyata tidak ada," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Insya Allah dalam waktu dekat ini, dana Bosda segera dicairkan pemerintah (Provinsi) Kaltim," ujar dia usai menjadi inspektur upacara peringatan HUT Satpol PP ke-64 se Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara di Nunukan, Senin.
Hal ini disampaikan Irianto Lambrie menanggapi keluhan sekolah-sekolah di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan yang terpaksa mengutang dana untuk pelaksanaan ujian nasional (UN).
Sebelumnya, Ketua PGRI Kabupaten Nunukan, Husin Manu mengungkapkan, seluruh sekolah di daerah itu terpaksa mengutang dana untuk pelaksanaan UN akibat dana bosda belum cair hingga saat ini.
Dana tersebut dipinjam kepada pihak luar yang bersedia dengan besaran antara Rp30 juta sampai Rp40 juta setiap sekolah (SMA/SMK dan sederajat), kata Husin Manu.
Ia mengaku mendapatkan keluhan dari sekolah di daerahnya walaupun telah dijanjikan oleh dinas pendidikan dan Pemkab Nunukan bahwa dana bosda tersebut akan dicairkan sebelum pelaksanaan ujian akhir sekolah (UAS) dan UN.
"Sebelum UAS dan UN, dinas pendidikan dan pemda sudah menjanjikan akan mencairkan dana bosda kepada seluruh sekolah. Tapi setelah dicek direkening sekolah masing-masing ternyata tidak ada," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014