Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) meninjau kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove dengan tujuan menyejahterakan masyarakat Kalimantan Timur.

"Kami tidak hanya ingin memulihkan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir yang bergantung pada ekosistem mangrove," ujar Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Samarinda, Sabtu. 

Percepatan rehabilitasi ekosistem pesisir itu digelar pada 4-6 Oktober 2023 dengan melibatkan perguruan tinggi dan masyarakat setempat.

Metode rehabilitasi mangrove oleh BRGM itu, menurut Hartono, adalah smart silvofishery, yaitu pola tanam yang menggabungkan budidaya ikan dengan penanaman mangrove. 
 
Metode itu merupakan hasil penelitian Universitas Mulawarman yang dilaksanakan pada lahan tambak milik masyarakat.

Baca juga: KLHK: Keterlibatan masyarakat kunci keberhasilan rehabilitasi mangrove
 
"Smart silvofishery memiliki empat aspek penting, yaitu edukasi dan sosialisasi, pembuatan demplot, penguatan ekonomi kemandirian desa, dan kebijakan publik tentang pengelolaan sumber daya alam (SDA)," kata Hartono.
 
Dengan metode itu, BRGM berharap ekosistem mangrove dapat terjaga sekaligus pendapatan masyarakat bertambah
 
Menurut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Prof Esti Handayani Hardi, smart silvofishery memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. 
 
"Penanaman mangrove dapat meningkatkan panen ikan hingga 40 kilogram per hektar. Sedangkan tanpa mangrove, hanya sekira 12-14 kg per hektar," ujar Esti.
 
Mangrove, lanjut Esti, juga berfungsi sebagai filter air, sumber nutrien, dan penstabil kualitas air yang sesuai untuk budidaya udang. Manfaatnya, ongkos produksi dapat ditekan lebih murah

Baca juga: Wamenkeu: Rehabilitasi mangrove berarti dongkrak kesejahteraan warga
 
Salah satu kelompok tani hutan (KTH) yang merasakan manfaat dari smart silvofishery adalah Lembu Lestari yang berlokasi di Desa Muara Badak, Kota Samarinda. 
 
Ketua KTH Lembu Lestari Heriyadi mengatakan hasil panen ikan mereka meningkat lewat metode smart silvofishery itu.
 
"Beberapa waktu lalu, kami berhasil panen delapan pikul ikan atau setara 800 kilogram dan mendapatkan keuntungan Rp13-14 juta," tutur Heriyadi.
 
Penasihat Senior Menteri KLHK Wahjudi Wardojo mengatakan metode penanaman silvofishery punya sisi positif selain perbaikan hutan mangrove, juga mampu menghasilkan produk - produk perikanan.

Baca juga: KLHK bersama BRGM dan Freeport tanam kembali 2.000 ha mangrove Kaltim

Wahjudi mencontohkan rehabilitasi mangrove di Teluk Balikpapan dinilai berhasil. 
 
"Tantangan ke depan adalah perlunya regulasi perundangan yang menjamin mangrove ini akan lestari," ujar Wahjudi.
 
Terkait regulasi perundangan mangrove, Wahjudi mengatakan BRGM perlu menggandeng Kementerian dan lembaga seperti KLHK, KKP, ATR/BPN dalam pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove.
 
Sebelumnya, BRGM berhasil melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove seluas 38.549 hektar di sembilan provinsi prioritas yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat selama 2021- 2022. 
 
Sejak 2021, BRGM telah menyerap tenaga kerja sebanyak 38.232 orang dari 1.047 kelompok. 

Baca juga: Berau kenalkan ekowisata mangrove di Teluk Semanting, Kaltim

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023