Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser berdasarkan pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan 2023 merupakan tiga kabupaten dengan kontributor luas panen padi terbesar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2022.
"Rinciannya adalah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas panen 27,98 ribu hektare (ha), Penajam Paser Utara 13,53 ribu ha, dan Paser seluas 11,66 ribu ha," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Jumat.
Selama 2022, terdapat tiga kabupaten/kota mengalami peningkatan luas panen padi dibandingkan 2021. Sebaliknya, tujuh kabupaten/kota lainnya mengalami penurunan luas panen.
Kabupaten Berau, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara mengalami peningkatan luas panen pada 2022 dibandingkan dengan tahun 2021, yakni masing-masing naik sebesar 473,3 ha, 346,29 ha, dan 29,62 ha.
Sementara penurunan luas panen padi yang relatif besar terjadi di Kabupaten Paser, Kota Samarinda, dan Kabupaten Kutai Timur.
Ia mengatakan, pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi ini dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), merupakan kegiatan yang dilaksanakan melalui kolaborasi antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan sejumlah pihak.
Sejumlah pihak itu adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi Geospasial (BIG).
Kegiatan ini termasuk dalam proyek nasional untuk mendukung pencapaian salah satu prioritas nasional, yaitu ketahanan pangan untuk perbaikan data statistik pangan, yang mulai diimplementasikan secara nasional pada tahun 2018.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan data luas panen padi yang objektif, ilmiah, dan melibatkan peranan teknologi terkini, sehingga data produksi padi yang dikumpulkan menjadi lebih akurat, cepat, dan tepat waktu.
Ia juga mengatakan, total produksi padi di Kaltim selama 2022 sekitar 239,43 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau menurun sebesar 5,25 ribu ton (2,15 persen) ketimbang 2021.
"Jika dilihat lebih rinci, peningkatan produksi padi tertinggi terjadi pada Maret 2022 yang sekitar 53,74 ribu ton GKG. Sementara produksi padi terendah terjadi pada Desember, yaitu sebesar 0,89 ribu ton GKG," katanya.
Hal ini sejalan dengan kondisi 2021, yakni produksi padi tertinggi juga terjadi pada Maret yang sebesar 59,63 ribu ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada Desember yang sebesar 1,77 ribu ton.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Rinciannya adalah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas panen 27,98 ribu hektare (ha), Penajam Paser Utara 13,53 ribu ha, dan Paser seluas 11,66 ribu ha," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Jumat.
Selama 2022, terdapat tiga kabupaten/kota mengalami peningkatan luas panen padi dibandingkan 2021. Sebaliknya, tujuh kabupaten/kota lainnya mengalami penurunan luas panen.
Kabupaten Berau, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara mengalami peningkatan luas panen pada 2022 dibandingkan dengan tahun 2021, yakni masing-masing naik sebesar 473,3 ha, 346,29 ha, dan 29,62 ha.
Sementara penurunan luas panen padi yang relatif besar terjadi di Kabupaten Paser, Kota Samarinda, dan Kabupaten Kutai Timur.
Ia mengatakan, pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi ini dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), merupakan kegiatan yang dilaksanakan melalui kolaborasi antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan sejumlah pihak.
Sejumlah pihak itu adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi Geospasial (BIG).
Kegiatan ini termasuk dalam proyek nasional untuk mendukung pencapaian salah satu prioritas nasional, yaitu ketahanan pangan untuk perbaikan data statistik pangan, yang mulai diimplementasikan secara nasional pada tahun 2018.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan data luas panen padi yang objektif, ilmiah, dan melibatkan peranan teknologi terkini, sehingga data produksi padi yang dikumpulkan menjadi lebih akurat, cepat, dan tepat waktu.
Ia juga mengatakan, total produksi padi di Kaltim selama 2022 sekitar 239,43 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau menurun sebesar 5,25 ribu ton (2,15 persen) ketimbang 2021.
"Jika dilihat lebih rinci, peningkatan produksi padi tertinggi terjadi pada Maret 2022 yang sekitar 53,74 ribu ton GKG. Sementara produksi padi terendah terjadi pada Desember, yaitu sebesar 0,89 ribu ton GKG," katanya.
Hal ini sejalan dengan kondisi 2021, yakni produksi padi tertinggi juga terjadi pada Maret yang sebesar 59,63 ribu ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada Desember yang sebesar 1,77 ribu ton.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023