Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan Timur Yusliando memaparkan transformasi ekonomi daerah itu ke depan akan diimplementasikan melalui strategi pengembangan kawasan-kawasan industri.
Adapun strategi tersebut yakni melalui pengembangan industri turunan dari sektor perkebunan, tanaman pangan, perikanan, pertambangan, pengembangan pariwisata, serta industri bernilai tambah lainnya.
"Saat ini, Kaltim memiliki beberapa kawasan industri strategis yang terus dikembangkan. Di antaranya adalah Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 1 April 2019," kata Yusliando di Samarinda, Selasa.
Selain kawasan Industri yang terletak di Kabupaten Kutai Tinur itu, lanjut Yusliando, ada pula Kawasan Industri Kariangau (KIK) di Balikpapan dan Buluminung di Penajam Paser Utara. Kawasan tersebut telah dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan. Yakni Pelabuhan Kariangau dengan kapasitas 350.000 TEUS, Kapasitas bongkar muat pelabuhan 25 box container/crane/Hr, dan PLTU Kariangau.
Selain itu, Kaltim juga memiliki kawasan industri perkayuan, perkapalan, industri hingga jasa di Kota Samarinda. Serta destinasi pariwisata yang dapat menjadi sentra pengembangan ekonomi kreatif. Seperti Pulau Derawan, Gua Haji Mangku, Danau Labuan Cermin, Karst Sangkulirang, Lamin Guntur dan juga Biduk-Biduk.
“Termasuk industri sektor pertanian dalam arti luas bernilai tambah yang juga akan kita kembangkan,” tambah Yusliando.
Lebih lanjut, Yusliando menjelaskan struktur ekonomi Kaltim pada 2022 masih didominasi sektor pertambangan dan penggalian sebesar 53 persen, industri pengolahan 15 persen, konstruksi 7 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan 7 persen, perdagangan besar dan eceran 5 persen, transportasi dan pergudangan 3 persen. Serta sektor lainnya sebesar 8 persen.
Pada 2030, Pemprov Kaltim menargetkan struktur ekonomi akan didominasi oleh industri pengolahan sebesar 42 persen. Sementara sektor pertambangan hanya berkontribusi sebesar 17 persen, perdagangan, hotel dan restoran 20 persen, pertanian 10 persen. Dan sektor lainnya sebesar 11 persen.
"Tentu masih diperlukan penelaahan lanjutan terkait proyeksi ini,” sebutnya.
Dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di bumi Kalimantan, diharapkan dapat mempercepat upaya transformasi ekonomi Kaltim. Terutama pada implementasi pembangunan klaster-klaster industri.
Menurut Yusliando, pada aspek ekonomi, pembangunan IKN dan wilayah mitra akan mengimplementasikan konsep superhub ekonomi yang terdiri atas pengembangan klaster-klaster industri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
Adapun strategi tersebut yakni melalui pengembangan industri turunan dari sektor perkebunan, tanaman pangan, perikanan, pertambangan, pengembangan pariwisata, serta industri bernilai tambah lainnya.
"Saat ini, Kaltim memiliki beberapa kawasan industri strategis yang terus dikembangkan. Di antaranya adalah Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 1 April 2019," kata Yusliando di Samarinda, Selasa.
Selain kawasan Industri yang terletak di Kabupaten Kutai Tinur itu, lanjut Yusliando, ada pula Kawasan Industri Kariangau (KIK) di Balikpapan dan Buluminung di Penajam Paser Utara. Kawasan tersebut telah dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan. Yakni Pelabuhan Kariangau dengan kapasitas 350.000 TEUS, Kapasitas bongkar muat pelabuhan 25 box container/crane/Hr, dan PLTU Kariangau.
Selain itu, Kaltim juga memiliki kawasan industri perkayuan, perkapalan, industri hingga jasa di Kota Samarinda. Serta destinasi pariwisata yang dapat menjadi sentra pengembangan ekonomi kreatif. Seperti Pulau Derawan, Gua Haji Mangku, Danau Labuan Cermin, Karst Sangkulirang, Lamin Guntur dan juga Biduk-Biduk.
“Termasuk industri sektor pertanian dalam arti luas bernilai tambah yang juga akan kita kembangkan,” tambah Yusliando.
Lebih lanjut, Yusliando menjelaskan struktur ekonomi Kaltim pada 2022 masih didominasi sektor pertambangan dan penggalian sebesar 53 persen, industri pengolahan 15 persen, konstruksi 7 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan 7 persen, perdagangan besar dan eceran 5 persen, transportasi dan pergudangan 3 persen. Serta sektor lainnya sebesar 8 persen.
Pada 2030, Pemprov Kaltim menargetkan struktur ekonomi akan didominasi oleh industri pengolahan sebesar 42 persen. Sementara sektor pertambangan hanya berkontribusi sebesar 17 persen, perdagangan, hotel dan restoran 20 persen, pertanian 10 persen. Dan sektor lainnya sebesar 11 persen.
"Tentu masih diperlukan penelaahan lanjutan terkait proyeksi ini,” sebutnya.
Dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di bumi Kalimantan, diharapkan dapat mempercepat upaya transformasi ekonomi Kaltim. Terutama pada implementasi pembangunan klaster-klaster industri.
Menurut Yusliando, pada aspek ekonomi, pembangunan IKN dan wilayah mitra akan mengimplementasikan konsep superhub ekonomi yang terdiri atas pengembangan klaster-klaster industri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023