Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur (DPMPD Kaltim) sedang melakukan penilaian Lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), untuk menentukan terbaik 1, 2, 3 desa/kelurahan dalam melakukan penilaian.
"Saat ini penilaian administrasi masih berlangsung dan masih ada waktu bagi kabupaten/kota yang belum mengirimkan desa/kelurahan untuk mengikuti lomba ini, kami tunggu hingga 20 Agustus," ujar Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim Helvin Syahruddin di Samarinda, Jumat.
Sambil menunggu daerah lain mengirimkan berkas kepesertaan lomba, pihaknya juga melakukan penilaian yang dibantu oleh lembaga atau organisasi yang selama ini melakukan pembinaan, pendampingan, hingga pemberdayaan masyarakat baik di desa maupun kelurahan.
Lembaga tersebut adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Provinsi Kaltim, kemudian Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat (Forkom KPM) Provinsi Kaltim.
Ia menargetkan akhir Agustus ini verifikasi dan penilaian administrasi tuntas, sehingga mulai September langsung dilakukan penilaian lapangan, yakni mencocokkan antara administrasi yang dikirim peserta dengan kondisi riil lapangan.
Baca juga: Pemprov Kaltim tingkatkan kemampuan pembina pemerintahan desa
Terdapat empat indikator atau bidang yang dinilai dalam lomba BBGRM Tingkat Provinsi Kaltim ini, yakni bidang kemasyarakatan, bidang ekonomi, bidang sosial, budaya dan agama, serta bidang lingkungan.
"Masing-masing bidang memiliki beberapa variabel yang harus dinilai dewan juri, seperti bidang kemasyarakatan ada 24 variabel, bidang ekonomi 8, sosial, budaya, dan agama ada 26 variabel, serta bidang lingkungan terdapat 13 variabel," kaya Helvin.
Gotong royong perlu dilombakan dengan harapan warisan nenek moyang ini terus dilakukan di tengah masyarakat. Apalagi disadari bahwa gotong royong merupakan salah satu modal sosial yang tumbuh dan berkembang baik di desa maupun kelurahan.
Gotong royong, katanya, merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, bahkan menjadi bagian dari sistem budaya bangsa, sehingga secara teoritis gotong royong dapat dikelompokkan sebagai modal sosial bagi Bangsa Indonesia.
"Lomba BBGRM ini digelar juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai gotong royong masyarakat, yakni melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya lembaga kemasyarakatan dalam pelaksanaan pembangunan," ujarnya.
Syahrudin juga mengatakan, tahun-tahun sebelumnya penilaian BBGRM ini digelar hingga tingkat nasional oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Namun sejak tahun 2017 hingga sekarang hanya sampai di tingkat provinsi, sehingga ia berharap kepada kemendagri mulai tahun depan menggelar Lomba BBGRM sampai ke tingkat nasional nasional.
Baca juga: DPMPD Kaltim verifikasi lomba Prudes hingga ke Berau
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Saat ini penilaian administrasi masih berlangsung dan masih ada waktu bagi kabupaten/kota yang belum mengirimkan desa/kelurahan untuk mengikuti lomba ini, kami tunggu hingga 20 Agustus," ujar Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim Helvin Syahruddin di Samarinda, Jumat.
Sambil menunggu daerah lain mengirimkan berkas kepesertaan lomba, pihaknya juga melakukan penilaian yang dibantu oleh lembaga atau organisasi yang selama ini melakukan pembinaan, pendampingan, hingga pemberdayaan masyarakat baik di desa maupun kelurahan.
Lembaga tersebut adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Provinsi Kaltim, kemudian Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat (Forkom KPM) Provinsi Kaltim.
Ia menargetkan akhir Agustus ini verifikasi dan penilaian administrasi tuntas, sehingga mulai September langsung dilakukan penilaian lapangan, yakni mencocokkan antara administrasi yang dikirim peserta dengan kondisi riil lapangan.
Baca juga: Pemprov Kaltim tingkatkan kemampuan pembina pemerintahan desa
Terdapat empat indikator atau bidang yang dinilai dalam lomba BBGRM Tingkat Provinsi Kaltim ini, yakni bidang kemasyarakatan, bidang ekonomi, bidang sosial, budaya dan agama, serta bidang lingkungan.
"Masing-masing bidang memiliki beberapa variabel yang harus dinilai dewan juri, seperti bidang kemasyarakatan ada 24 variabel, bidang ekonomi 8, sosial, budaya, dan agama ada 26 variabel, serta bidang lingkungan terdapat 13 variabel," kaya Helvin.
Gotong royong perlu dilombakan dengan harapan warisan nenek moyang ini terus dilakukan di tengah masyarakat. Apalagi disadari bahwa gotong royong merupakan salah satu modal sosial yang tumbuh dan berkembang baik di desa maupun kelurahan.
Gotong royong, katanya, merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, bahkan menjadi bagian dari sistem budaya bangsa, sehingga secara teoritis gotong royong dapat dikelompokkan sebagai modal sosial bagi Bangsa Indonesia.
"Lomba BBGRM ini digelar juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai gotong royong masyarakat, yakni melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya lembaga kemasyarakatan dalam pelaksanaan pembangunan," ujarnya.
Syahrudin juga mengatakan, tahun-tahun sebelumnya penilaian BBGRM ini digelar hingga tingkat nasional oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Namun sejak tahun 2017 hingga sekarang hanya sampai di tingkat provinsi, sehingga ia berharap kepada kemendagri mulai tahun depan menggelar Lomba BBGRM sampai ke tingkat nasional nasional.
Baca juga: DPMPD Kaltim verifikasi lomba Prudes hingga ke Berau
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023