Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan dukungannya atas pemenuhan kebutuhan energi bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Sesuai konsepnya sebagai forest city, kebijakan energi IKN mengacu kepada konsep energi hijau. Artinya energi yang digunakan di IKN adalah energi terbarukan,” kata Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam kesempatan Forum Kapasitas Nasional III, di Balikpapan, Selasa.

Energi dari matahari yang ditangkap dengan panel surya adalah salah satunya. Juga akan ada listrik yang dibangkitkan dengan tenaga air atau PLTA.

“Meski demikian, gas bumi sebagai energi transisi masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga di sekitar IKN,” kata Nanang pula.

Listrik untuk IKN sementara ini disambungkan PLN dari gabungan Sistem Mahakam dan Sistem Barito, sistem interkoneksi yang memiliki daya mampu total 1.277 megawatt (MW) dan masih memiliki kelebihan daya belum terpakai 577 MW. Daya ini berasal dari puluhan pembangkit di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Kelak diharapkan juga akan ada listrik dari PLTA yang akan dibangun di Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara).

Kemudian, walaupun juga mengeluarkan emisi, namun emisi dari gas lebih sedikit dibanding dengan bahan bakar minyak (BBM). Ketersediaannya yang masih melimpah di alam membuat gas juga relatif lebih murah dibandingkan BBM.

Apalagi, Nanang menambahkan, sesuai dengan tren penemuannya di alam, produksi gas semakin dominan. Konsumsi gas diperkirakan akan meningkat, dari sekarang 6,000 juta metrik kaki kubik per hari (MMSCFD, million metric cubic feet per day) diperkirakan naik jadi 26,112 MMSCFD pada 2050. Atau akan naik sebesar 298 persen.

Karena itu, Nanang menegaskan, sejak awal SKK Migas siap bekerja sama dengan Otorita IKN serta para pemegang kebijakan lainnya untuk mengembangkan infrastruktur dasar seperti menyalurkan gas ke IKN lewat pipa.

”Berapa kebutuhan IKN, kita akan penuhi dan carikan solusi yang sesuai dengan konsepnya sebagai kota rimba,” ujarnya.

Sekretaris Otorita Ibu Kota Nusantara Achmad Jaka Santos Adiwijaya menambahkan bahwa transisi penggunaan energi dari konvensional saat ini ke energi terbarukan diprioritaskan di IKN. Indonesia juga ingin membuktikan bahwa pemindahan ibu kota dari Jawa-Jakarta ke Kalimantan-Nusantara bukan merusak paru-paru dunia dan hutan alam yang ada.

”Di IKN justru kita akan menerapkan zero emisi dengan menanam banyak pohon, yang saat ini bibit-bibitnya disiapkan di persemaian di Mentawir,” kata Jaka Santos. Emisi yang dihasilkan di IKN, akan langsung diserap oleh pohon-pohon tersebut.

Kepala Perwakilan SKK Migas Area Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) Azhari Idris berharap Forum Kapasitas Nasional III 2023 Area Kalsul dapat menjadi sarana komunikasi antara pemerintah yang diwakili SKK Migas, kontraktor kerja sama bagi hasil migas, pemerintah daerah, serta pelaku usaha penunjang hulu migas dalam mendukung pembangunan IKN.

“Upaya peningkatan kapasitas nasional juga telah menjadi bagian dalam upaya transformasi industri hulu migas, yaitu peningkatan daya saing pemasok nasional. Target kita, nanti kita tidak hanya sekadar membuat produk made in (dibuat di) Indonesia, tetapi juga made by (oleh orang) Indonesia,” demikian Azhari. 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: SKK Migas mendukung transisi ke energi terbarukan di IKN

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023