Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, menurunkan personelnya untuk mengevakuasi warga setempat yang menjadi korban banjir, ke tempat yang relatif aman.
"Hari ini (12/1), kami mengevakuasi warga korban banjir di Jalan Pemuda dengan mengerahkan satu unit perahu fiber," kata Kepala BPBD Kota Samarinda Roby Hartono di Samarinda, Minggu.
Pihaknya juga terus memantau perkembangan banjir dan melakukan berbagai langkah antisipasi jika ketinggian air terus bertambah. Sejumlah kawasan setempat tergenang air akibat curah hujan yang tinggi.
Banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Samarinda itu, katanya, juga akibat penyempitan drainase dan air kiriman, termasuk meluapnya kolam penampungan air di kawasan tambang batu bara.
"Memang, beberapa hari terakhir, curah hujan di Samarinda cukup tinggi, ditambah drainase yang menyempit sehingga menyebabkan terjadinya genangan air. Banjir juga di sejumlah titik di antaranya di kawasan Jalan dr. Sutomo, Jalan PM Noor, dan kawasan Lampake, akibat air kiriman dari kawasan Bukit Pinang," katanya.
Genangan air di kawasan Jalan Pelita, katanya, disebabkan meluapnya air bendungan milik perusahaan tambang batu bara.
Sebanyak enam kelurahan di tiga kecamatan di Kota Samarinda, sejak tiga hari terakhir teredam banjir.
Berdasarkan pantauan, banjir melanda daerah itu sejak Jumat (10/1). Genangan air di dua kelurahan di Kecamatan Sungai Pinang, yakni Kelurahan Gunung Lingai dan Temidung Permai, dengan ketinggian mulai 20 hingga 60 centimeter.
Di Kecamatan Samarinda Utara, genangan air juga terjadi di kawasan Kelurahan Sempaja Selatan dan Kelurahan Lampake dengan ketinggian air 20 hingga 50 centimeter.
Dua kelurahan di Kecamatan Samarinda Ulu yang juga terendam, yakni Kelurahan Sidodadi dan Gunung Kelua. Sejumlah ruas jalan dan kawasan pemukiman terendam air.
"Sejak Jumat pagi (10/1) air tiba-tiba masuk di dalam rumah padahal sebelumnya tidak turun hujan dan sampai saat ini air belum juga surut. Bahkan, sore ini (12/1) ketinggian air di rumah saya sudah hampir mencapai lutut orang dewasa," kata seorang warga Perumahan Griya Mukti, Kelurahan Gunung Lingai, Robert.
Warga, katanya, semakin khawatir sebab berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung Samarinda, pasang Sungai Mahakam akan berlangsung mulai 13 Januari dengan puncaknya diperkirakan pada bulan purnama, yakni 16 atau 17 Januari 2014.
"Belum lagi hujan, apalagi kalau pasang Sungai Mahakam. Saat ini saja, saya tidak bisa beraktivitas akibat tingginya genangan air di dalam rumah," ujar Robert. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Hari ini (12/1), kami mengevakuasi warga korban banjir di Jalan Pemuda dengan mengerahkan satu unit perahu fiber," kata Kepala BPBD Kota Samarinda Roby Hartono di Samarinda, Minggu.
Pihaknya juga terus memantau perkembangan banjir dan melakukan berbagai langkah antisipasi jika ketinggian air terus bertambah. Sejumlah kawasan setempat tergenang air akibat curah hujan yang tinggi.
Banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Samarinda itu, katanya, juga akibat penyempitan drainase dan air kiriman, termasuk meluapnya kolam penampungan air di kawasan tambang batu bara.
"Memang, beberapa hari terakhir, curah hujan di Samarinda cukup tinggi, ditambah drainase yang menyempit sehingga menyebabkan terjadinya genangan air. Banjir juga di sejumlah titik di antaranya di kawasan Jalan dr. Sutomo, Jalan PM Noor, dan kawasan Lampake, akibat air kiriman dari kawasan Bukit Pinang," katanya.
Genangan air di kawasan Jalan Pelita, katanya, disebabkan meluapnya air bendungan milik perusahaan tambang batu bara.
Sebanyak enam kelurahan di tiga kecamatan di Kota Samarinda, sejak tiga hari terakhir teredam banjir.
Berdasarkan pantauan, banjir melanda daerah itu sejak Jumat (10/1). Genangan air di dua kelurahan di Kecamatan Sungai Pinang, yakni Kelurahan Gunung Lingai dan Temidung Permai, dengan ketinggian mulai 20 hingga 60 centimeter.
Di Kecamatan Samarinda Utara, genangan air juga terjadi di kawasan Kelurahan Sempaja Selatan dan Kelurahan Lampake dengan ketinggian air 20 hingga 50 centimeter.
Dua kelurahan di Kecamatan Samarinda Ulu yang juga terendam, yakni Kelurahan Sidodadi dan Gunung Kelua. Sejumlah ruas jalan dan kawasan pemukiman terendam air.
"Sejak Jumat pagi (10/1) air tiba-tiba masuk di dalam rumah padahal sebelumnya tidak turun hujan dan sampai saat ini air belum juga surut. Bahkan, sore ini (12/1) ketinggian air di rumah saya sudah hampir mencapai lutut orang dewasa," kata seorang warga Perumahan Griya Mukti, Kelurahan Gunung Lingai, Robert.
Warga, katanya, semakin khawatir sebab berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung Samarinda, pasang Sungai Mahakam akan berlangsung mulai 13 Januari dengan puncaknya diperkirakan pada bulan purnama, yakni 16 atau 17 Januari 2014.
"Belum lagi hujan, apalagi kalau pasang Sungai Mahakam. Saat ini saja, saya tidak bisa beraktivitas akibat tingginya genangan air di dalam rumah," ujar Robert. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014