Tim Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, mendirikan sejumlah pos pemantau api pada sejumlah titik rawan terjadinya karhutla.
"Di setiap pos ada petugas piket yang siaga memantau dan segera memberi peringatan bila terjadi kebakaran," kata Kepala Kepolisian Resor Mahakam Ulu Ajun Komisaris Besar Polisi Anthony Rybok usai memimpin apel bertajuk "Siaga Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan" di halaman Mapolres Mahakam Ulu, Ujoh Bilang, Kamis.
Di Mahakam Ulu yang sebagian besar kawasan tertutup hutan alam, kebakaran biasanya terjadi pada lahan yang sudah pernah dibuka masyarakat atau perusahaan. Lahan tersebut bisa kebun, bisa pula lahan kritis yang ditumbuhi padang alang-alang.
Dengan selalu ada petugas yang bersiaga di pos pantau, Kapolres berharap setiap kejadian karhutla akan cepat tertangani.
Penanganan karhutla paling efektif di Mahakam Ulu adalah dengan sekat bakar. Satu kawasan yang sudah dilalap api segera disekat kemajuannya oleh petugas dan relawan dengan membuat sekat-sekat di lahan sehingga api tidak bisa maju lagi.
Bagian yang sudah terbakar di bagian dalam sekat bisa dibiarkan saja hingga apinya kehabisan bahan untuk dilalap.
Selain polisi, unsur-unsur yang terlibat kesiagaan karhutla adalah TNI, Pramuka Saka Bhayangkara, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mahakam Ulu.
Kapolres Anthony menambahkan bahwa penanganan karhutla membutuhkan kerja sama dan sinergi berbagai pihak yang semua diharapkan berperan aktif sesuai kapasitas dan kemampuannya masing-masing.
"Kegiatan (apel) ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah, masyarakat, serta instansi terkait karena kami menyadari bahwa penanganan bencana, khususnya kebakaran hutan dan lahan, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja," kata Kapolres.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023