Warga Kelurahan Muara Rapak dan Mekar Sari bersatu memerangi kekerdilan pada anak (stunting) melalui Program Kampung Pangan Berseri yang didukung Terminal BBM Terpadu Balikpapan-PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.
”Kita ingin mengingatkan masyarakat bahwa anak-anak agar maksimal tumbuh kembangnya, perlu asupan gizi yang baik dan seimbang. Gizi datang dari berbagai jenis makanan, dan tidak mesti dari bahan-bahan yang mahal seperti daging,” papar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan Alwiati di Balikpapan, awal pekan ini.
Dalam program itu, warga dibagi tips mengolah bahan pangan sehingga kandungan gizi tidak terbuang dan dapat maksimal diserap tubuh. Juga ada program pemberian makanan tambahan (PMT) seperti bubur kacang hijau dan lain-lain makanan bergizi yang pengolahannya sederhana dan murah pengadaannya.
Baca juga: Baznas-BKKBN-PKK Kaltim kerja sama tangani stunting
Alwiati juga menjelaskan, program tersebut berlatar angka stunting yang naik di Kota Minyak selama wabah COVID-19. Pada 2021, ada 70 kasus atau naik menjadi 124 kasus balita stunting dari tahun sebelumnya.
Persoalan stunting menjadi perhatian serius pemerintah mengingat Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi 2030-2035. Program pencegahan stunting perlu ditingkatkan untuk menciptakan anak muda yang berkualitas dan bisa berkompetisi di masa depan.
Kasus stunting bisa terjadi saat bayi masih di dalam kandungan dan selama 1000 hari atau 3 tahun pertama dari masa hidup anak.
Saat di dalam kandungan karena ibu mengalami asupan gizi yang kurang, dan saat anak sudah lahir juga mengalami hal yang sama, atau juga anak sakit.
Akibatnya, proses pertumbuhan terpengaruh, yang mengakibatkan antara lain posturnya lebih pendek atau lebih kecil, sehingga bobotnya kurang dibandingkan anak lain seumurannya.
Baca juga: Disdik Kaltim dorong perilaku cegah stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023