Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi sebanyak 11 titik panas tersebar di Kaltim, sehingga semua pihak diajak saling menjaga agar tidak terjadi penambahan titik panas lagi.

"Sebaran 11 titik panas yang terdeteksi ini sudah kami informasikan ke pihak terkait guna mendapatkan tindakan lebih lanjut," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Senin.

Sebanyak 11 titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 17.00 Wita dan langsung diinformasikan ke instansi terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar segera mendapat penanganan.

Dua hari sebelumnya (Sabtu, 29/4), pihaknya juga mendeteksi 13 titik panas yang tersebar di dua kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Timur sebanyak 8 lokasi dan di Kabupaten Berau tersebar di 5 lokasi.

Sedangkan 11 titik panas yang terpantau hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada juga yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.

Diyan mengatakan, sebanyak 11 titik panas yang terpantau hari ini tersebar di dua kabupaten, yakni di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 8 lokasi dan di Kabupaten Berau tersebar di 3 lokasi.

Rinciannya adalah 8 titik panas di Kutai Timur tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kaubun ada 2 titik, Muara Wahau 4 titik, dan Kecamatan Rantau Pulung terdapat 2 titik panas yang semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Sedangkan 3 titik panas yang terpantau di Kabupaten Berau, tersebar pada dua kecamatan, yakni Kecamatan Sambaliung 2 titik dan Kecamatan Teluk Bayur 1 titik yang ketiganya juga memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Sebenarnya di Kaltim bulan ini masih masuk musim hujan, namun terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla), maka semua pihak harus saling menjaga dan waspada.

"Untuk itu kami mengimbau semua pihak sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, dan kegiatan lain yang dapat memicu kebakaran," kata Diyan.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023