Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur menggelar koordinasi dan orientasi peningkatan kapasitas pendampingan ibu hamil dan pasca persalinan untuk mempersiapkan kelahiran generasi unggul.
“Pada masa kehamilan merupakan periode tidak kalah penting karena sebagai periode pembentukan otak manusia sebanyak 80 persen,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto saat membuka kegiatan melalui zoom di Samarinda, Selasa.
Lanjutnya, setelah bayi dilahirkan, masa balita merupakan periode kritis karena proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut merupakan periode “emas” yang apabila anak dibina dengan baik akan mendukung keberhasilan tahap perkembangan selanjutnya.
Menurutnya, perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan sebagai tahap awal dari pembentukan dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral sangat menentukan sikap, nilai dan perilaku anak di masa dewasa. Anak perlu mendapatkan pembinaan dan stimulasi yang tepat sesuai tahapan usia anak untuk mencapai kondisi pertumbuhan dan perkembangan optimal.
Ia menekankan penting bagi para calon ibu, ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan untuk terus diperhatikan kondisi kesehatan tubuhnya melalui pendataan tinggi badan, berat badan, lingkar lengan bagian atas untuk memeriksa apakah ibu dalam kondisi memiliki anemia dan under nutrition atau tidak.
Sunarto mengungkapkan, berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan, bahwa prevalensi stunting di Indonesia tahun 2022 berhasil ditekan menjadi 21,6 persen dari 24,4 persen pada tahun 2021.
Namun, angka ini masih lebih tinggi dari toleransi maksimal stunting yang ditetapkan oleh WHO. Untuk melakukan percepatan penurunan prevalensi stunting, Presiden Republik Indonesia telah mencanangkan target optimis menjadi 14 persen pada tahun 2024. Untuk itu, percepatan penurunan stunting memerlukan strategi dan metode baru yang lebih kolaboratif dan berkesinambungan mulai dari hulu hingga hilir.
Oleh karena itu Sunarto berharap pelaksanaan pendampingan dengan melibatkan seluruh tim pendamping keluarga yang terdiri dari kader TP PKK, bidan dan kader KB dapat memberikan dampak signifikan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, balita dan fasilitasi bantuan sosial bagi keluarga beresiko stunting.
“Tugas utama dalam kegiatan pendampingan keluarga adalah penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan, fasilitasi bantuan sosial bagi keluarga beresiko stunting serta surveilans terhadap kelompok sasaran di tingkat desa/kelurahan,” katanya.
Sementara ketua panitia penyelenggara Aris Ananta menyampaikan peran pendamping keluarga berisiko stunting dalam mengawal percepatan penurunan stunting sangat besar, maka diperlukan sumber daya pendamping yang berkualitas.
“Kami berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan dan kemampuan terhadap pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan. Selain dapat melakukan skrining awal dan deteksi dini apabila keluarga sasaran memiliki risiko sehingga dapat terpantau,” kata Aris.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023