Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim, menguatkan koordinasi dengan berbagai pihak dalam menghadapi kemarau yang lebih kering tahun ini ketimbang tiga tahun terakhir, untuk meminimalisir kebakaran.


"Mulai Maret diprediksi kemarau yang tentunya rawan kebakaran lahan, hutan, hingga permukiman, semua sektor tersebut terdapat petugas dan kewenangan masing-masing, sehingga koordinasi lintas sektor menjadi hal utama," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten PPU Marjani di Penajam, Sabtu.

Koordinasi dengan lintas sektor, bahkan dengan semua pihak, lanjutnya, merupakan tugas melekat bagi BPBD mana pun, sehingga pihaknya terus menguatkan tugas tersebut dalam rangka mitigasi hingga penanganan bencana, termasuk ancaman bencana kebakaran.

Koordinasi tersebut antara lain dilakukan dengan Dinas Pertanian Kabupaten PPU, karena kewenangan pada lahan pertanian dan perkebunan berada di dinas tersebut, sehingga untuk mitigasi atau menjaga agar tidak terjadi kebakaran di lahan pertanian maupun perkebunan, pihaknya selalu melakukan sosialisasi bersama.

Terkait mitigasi, pihaknya juga menjalin hubungan erat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I SAMS Sepinggan Balikpapan, terutama untuk mengetahui kemungkinan adanya titik panas.

Jika ada titik panas yang terdeteksi di Kabupaten PPU, maka BMKG Balikpapan langsung memberikan informasi ke pihaknya, sehingga berbekal pada titik koordinat lokasi titik panas yang dibagikan BMKG, pihaknya segera menurunkan personil untuk memadamkan secara bersama-sama.

"Pernah juga kami keduluan cepat dengan Babinsa (Bintara Pembina Desa) dan Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), yakni begitu kami mendapat informasi titik panas, langsung saya telepon mereka, ternyata mereka sudah melakukan penanganan. Alhamdulillah, kami kompak berkat koordinasi yang kuat," katanya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, karena dampaknya sangat berbahaya baik bagi kesehatan maupun bagi keberlanjutan pertanian, mengingat biomassa yang dibakar dapat membunuh mikro organisme penyubur tanaman.

"Alangkah baiknya jika biomassa pertanian seperti jerami, pohon jagung, dan lainnya yang setelah dipotong, ditimbun di lahan pertanian agar dalam beberapa bulan ke depan membusuk dan menjadi pupuk, hal ini tentu menguntungkan petani karena tanah menjadi subur sehingga dapat mewujudkan pertanian berkelanjutan," kata Marjani.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023