Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Peternakan Kalimantan Timur terus mengoptimalkan intensifikasi kawin alam (inka) sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak, agar ke depan bisa swasembada daging.

"Banyak kegiatan yang kami lakukan agar bisa swasembada daging, seperti dengan penguatan sapi betina, melakukan kawin suntik atau insemenisasi buatan, termasuk dengan optimalisasi inka," ujar Kepala Dinas Peternakan Kalimantan Timur (Kaltim) Dadang Sudarya di Samarinda, Senin.

Pada 2013, katanya, terdapat empat kelompok peternak di empat kabupaten di Provinsi Kaltim mendapat bantuan optimalisasi inka. Bantuan itu berasal dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Petertanian.

Program optimalisasi inka, ujar dia, dilakukan dengan memberikan bantuan berupa pejantan pemacek sapi sebanyak 12 ekor, masing-masing pemacek sapi dibutuhkan dana sebesar Rp12,5 juta sehingga total bantuan yang dikucurkan sebesar Rp150 juta.

Sedangkan empat peternak di empat kabupaten yang mendapat batuan dari Dirjen Peternakan adalah Berau, Bulungan, Kutai Timur, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Menurut Dadang, kegiatan optimalisasi inka sangat penting dilaksanakan karena jumlah sapi yang ada di Kaltim belum mampu memenuhi permintaan lokal, sehingga daerah ini harus mendatangkan sapi maupun daging dari daerah lain. Penerapan inka diharapkan mampu meningkatkan produksi ternak.

Kawin alam digunakan antara lain dengan pertimbangan, secara alamiah ternak memiliki kebebasan hidup di alam bebas, sehingga perkembangbiakannya terjadi secara normal, atau mendekati sempurna dan secara alamiah ternak jantan mampu mengetahui ternak betinanya yang birahi.

Dijalankannya sistem ini, lanjut dia, maka akan sedikit kemungkinan terjadinya keterlambatan perkawinan yang dapat merugikan dalam proses peningkatan populasi ternak, baik sapi maupun kerbau.

Inka termasuk hal yang penting karena dapat menunjang keberhasilan budidaya ternak di pedesaan, pasalnya penanganan perkawinan dengan cara alamiah bagi ternak untuk hidup bebas di alam terbuka lebih efektif dan efisien digunakan pada pola usaha budidaya ternak.

Menurutnya, terdapat tiga pola perkawinan dengan sistem inka, yakni perkawinan model kandang individu (intensif), perkawinan model kandang kelompok (semi intensif), dan perkawinan model padang penggembalaan (ekstensif).

Guna mendukung kesuksesan program ini, Dinas Peternakan juga melakukan perbaikan mutu genetik sapi Bali melalui inka, termasuk melakukan penambahan jumlah penjantan pemacek yang disebar ke sejumlah daerah.

Penambahan pejantan pemacek ini untuk menjaga kualitas sapi yang dilahirkan, terutama menghindari kawin sedarah (inbreeding) lantaran minimnya jumlah pejantan, sehingga dari anak-anak yang dilahirkan ada kemungkinan kawin dengan pejantan yang sama. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013