Samarinda (ANTARA Kaltim) - Satu kelompok ternak di Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur mendapat bantuan dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI untuk mengembangkan budidaya sapi perah sebanyak 15 ekor.

"Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan selain mengembangkan sapi potong dan sapi bibit juga mengembangkan sapi perah di Indonesia, sedangkan di Kaltim dipercayakan kepada peternak di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk pengembangan sapi perah," kata Kepala Dinas Peternakan Kalimantan Timur Dadang Sudarya di Samarinda, Sabtu.

Untuk mendistribusikan sapi perah sebanyak itu hingga sampai ke lokasi peternak di Kutim, maka Dirjen Peternakan menggulirkan dana sebesar Rp253 juta.

Dana sebesar itu bukan hanya digunakan untuk pembelian 15 ekor sapi perah hingga ke lokasi penerima, tetapi juga untuk biaya pendistribusian dan lainnya.

Sapi-sapi perah yang merupakan program pengembangan untuk peternak di Kutim itu merupakan sapi unggul, tujuannya adalah agar mampu memproduksi susu lebih banyak dan berkualitas.

Menurutnya, susu sebagai salah satu poduksi peternakan merupakan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut, maka pemerintah bersama pemangku kepentingan dan masyarakat peternak harus terus berupaya meningkatkan populasi, produksi, dan produktivitas sapi perah.

Apabila peternak bersungguh-sungguh melakukan perawatan dan menggeluti usahanya dengan baik, maka sapi perah tersebut dapat menghasilkan produksi susu optimal dan dapat memberikan keuntungan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para peternaknya.

Selain mengembangkan sapi perah, lanjutnya, Dirjen Peternakan juga memberikan sejumlah bantuan sapi maupun kerbau kepada beberapa peternak di Kaltim, tujuannya adalah untuk meningkatkan populasi dan mewujudkan swasembada daging.

Ia mengatakan, hal ini perlu dilakukan karena selama ini Indonesia masih mengimpor sapi maupun impor daging dari negera lain. Ke depan, diharapkan tidak lagi mengimpor, tetapi justru bisa surplus sapi.

Begitu pula yang terjadi di Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara), di dua provinsi ini masih mendatangkan sapi dan kerbau dari daerah lain.

"Bahkan di Kaltara sering terjadi peredaran daging ilegal dari negara lain, pasalnya Kaltara merupakan kawasan perbatasan, yakni dengan negeri Jiran, Malaysia bagian timur," ujar Dadang Sudarya. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013