Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur mengadakan pelatihan membuat Rotok Etam, alat pembuat kompos sekaligus media tanaman hortikultura yang menjadi kebutuhan pokok pangan penyumbang inflasi.
"Cabai, bawang merah, dan bawang putih merupakan bahan pangan yang kerap menyumbang inflasi di Kaltim, sehingga melalui pelatihan ini, masyarakat bisa memproduksi berbagai jenis hortikultura," ujar Penggerak Swadaya Masyarakat DPMPD Kaltim Helvin Syahruddin di Samarinda, Kaltim, Minggu.
Keberadaan Rotok Etam yang merupakan perpaduan antara komposter dan media tanam, memudahkan masyarakat menanam jenis hortikultura apa pun yang disukai, terutama komoditas yang kerap menjadi penyumbang inflasi, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat, maupun sayur-mayur.
Rotok Etam adalah alat sederhana yang fungsinya sebagai pembuat kompos padat, kompos cair atau lindi, sekaligus berfungsi sebagai media tanam.
Dalam satu unit Rotok Etam bisa digunakan untuk menanam 3-8 tanaman, tergantung pada bibit yang ditanam, yakni untuk cabai idealnya hanya tiga bibit, namun kalau untuk sayur seperti sawi, bayam dan wortel bisa sampai delapan pohon karena akarnya lebih sedikit ketimbang cabai.
Menurut Helvin, harga cabai akan naik ketika produksi dari daerah penghasil sedikit, sementara permintaan masyarakat tinggi, hal ini juga berlaku untuk komoditas lain.
Namun, lanjutnya, ketika banyak warga yang membudidayakan cabai sendiri di teras rumah maupun di halaman dengan menggunakan Rotok Etam, maka dapat mengurangi permintaan cabai sehingga hal ini dapat mencegah inflasi.
"Pelatihan ini digelar selama lima hari, mulai 29 Oktober hingga 3 November. Kegiatan ini memang memakan waktu lama agar 20 peserta pelatihan bisa langsung praktik mulai dari cara pembuatan Rotok Etam, mengatur komposisi media tanam, hingga budi daya tanamannya," ucap Helvin.
Pelatihan yang dikemas dalam Workshop Teknologi Tepat Guna (TTG) Vertical Garden ini dipusatkan di Sekretariat PKK Kelurahan Bengkuring Raya, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda.
Sedangkan pelatihnya dari sejumlah narasumber yang juga pelaku tanaman vertikal di Samarinda, seperti Muhammad Taufik dari Kecamatan Samarinda Utara, kemudian Sarminto dari Posyantek Kecamatan Sungai Pinang. (Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Cabai, bawang merah, dan bawang putih merupakan bahan pangan yang kerap menyumbang inflasi di Kaltim, sehingga melalui pelatihan ini, masyarakat bisa memproduksi berbagai jenis hortikultura," ujar Penggerak Swadaya Masyarakat DPMPD Kaltim Helvin Syahruddin di Samarinda, Kaltim, Minggu.
Keberadaan Rotok Etam yang merupakan perpaduan antara komposter dan media tanam, memudahkan masyarakat menanam jenis hortikultura apa pun yang disukai, terutama komoditas yang kerap menjadi penyumbang inflasi, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat, maupun sayur-mayur.
Rotok Etam adalah alat sederhana yang fungsinya sebagai pembuat kompos padat, kompos cair atau lindi, sekaligus berfungsi sebagai media tanam.
Dalam satu unit Rotok Etam bisa digunakan untuk menanam 3-8 tanaman, tergantung pada bibit yang ditanam, yakni untuk cabai idealnya hanya tiga bibit, namun kalau untuk sayur seperti sawi, bayam dan wortel bisa sampai delapan pohon karena akarnya lebih sedikit ketimbang cabai.
Menurut Helvin, harga cabai akan naik ketika produksi dari daerah penghasil sedikit, sementara permintaan masyarakat tinggi, hal ini juga berlaku untuk komoditas lain.
Namun, lanjutnya, ketika banyak warga yang membudidayakan cabai sendiri di teras rumah maupun di halaman dengan menggunakan Rotok Etam, maka dapat mengurangi permintaan cabai sehingga hal ini dapat mencegah inflasi.
"Pelatihan ini digelar selama lima hari, mulai 29 Oktober hingga 3 November. Kegiatan ini memang memakan waktu lama agar 20 peserta pelatihan bisa langsung praktik mulai dari cara pembuatan Rotok Etam, mengatur komposisi media tanam, hingga budi daya tanamannya," ucap Helvin.
Pelatihan yang dikemas dalam Workshop Teknologi Tepat Guna (TTG) Vertical Garden ini dipusatkan di Sekretariat PKK Kelurahan Bengkuring Raya, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda.
Sedangkan pelatihnya dari sejumlah narasumber yang juga pelaku tanaman vertikal di Samarinda, seperti Muhammad Taufik dari Kecamatan Samarinda Utara, kemudian Sarminto dari Posyantek Kecamatan Sungai Pinang. (Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022