Nunukan (ANTARA Kaltim) - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara menegaskan bandar udara setempat telah mendesak untuk diperluas atau sekurang-kurangnya penambahan "runway" atau landasan pacu pesawat.

Kepala Dishubkominfo Kabupaten Nunukan, Robby Nahak Serang di Nunukan, Kamis menyatakan, "runway" yang dimiliki Bandar Udara Nunukan saat ini baru 1.100 meter sehingga belum memenuhi syarat untuk dipergunakan oleh pesawat berbadan besar.

Pensyaratan yang harus dipenuhi bagi pesawat berbadan besar semacam ATR 72 atau boeing, kata dia, landasan pacu minimal berukuran 1.500 meter.

Terkait dengan perencanaan pemerintah Kabupaten Nunukan untuk hal ini, Bupati Nunukan Drs Basri telah menyurat kepada Kementerian Perhubungan RI untuk mendapatkan rekomendasi atau izin dan surat tersebut telah terbalaskan, kata Robby Nahak Serang.

Ia menjelaskan, surat Menteri Perhubungan RI meminta kepada Pemkab Nunukan untuk membuat master plan induk dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah (RTRW) sebelum ditetapkan kelayakannya untuk diperluas.

"Surat Bupati Nunukan telah mendapatkan balasan dari Menteri Perhubungan dengan meminta membuat master plan dengan memperhatikan RTRW daerah sebelum ditetapkan layak atau tidaknya Bandara Nunukan untuk dikembangkan," beber dia.

Terkait dengan rencana perluasan bandara tersebut, Robby menyatakan telah disurvei oleh tim dari Kementerian Perhubungan RI dan hasilnya masih ditunggu dan selanjutnya akan membahas soal pembebasan lahan untuk perluasan kawasan bandara sesuai porsi prioritas dan kemampuan keuangan daerah.

Sesuai perencanaan Pemkab Nunukan, kata Robby, Bandara Nunukan telah didarati pesawat ATR 72 paling lambat awal 2016.

Ia menmyampaikan sekitar 30 persen yang termasuk kawasan keselamatan penerbangan Bandara Nunukan saat ini telah dikelilingi perumahan penduduk sehingga perlu menjadi perhatian prioritas sebelum dilakukan perluasan.

Robby mengaku, Dishubkominfo telah melakukan antisipasi dengan membatasi pembangunan perumahan penduduk di sekitar Jalan Lumba-Lumba dan simpang tiga menuju Pelabuhan Tunon Taka.

Prioritas lainnya, sebut dia, adalah kelanjutan pembangunan "runway" sepanjang 500 meter yang telah ditimbun tersebut dan pembebasan lahan masyarakat yang belum terselesaikan. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013