Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Paser memberi  perhatian khusus kepada tiga puskesmas yang mengalami peningkatan kasus penyakit diare selama dua bulan terakhir.
 

"Khusus puskesmas yang mengalami peningkatan kasus diare segera melaksanakan penyelidikan epidemiologi di wilayah kerjanya,” kata Kabid  Kabid P2P   Dinkes  Paser, dr. Ainun Jariyah, Kamis (18/8)

Tiga puskesmas tersebut  adalah Puskesmas  Tanah Grogot,  Puskesmas Senaken, dan Puskesmas Pasir Belengkong.

Ia menyebutkan, dalam dua bulan terakhir yakni bulan Juni - Juli,  tiga puskesmas tersebut mengalami peningkatan kasus diare.

Ainun mengatakan, di puskesmas Tanah Grogot, pada Juni  ada 7  kasus dan pada  Juli meningkat menjadi 33 kasus. Kemudian di Puskesmas Senaken pada Juni ada 10 kasus dan meningkat pada bulan Juli menjadi 12 kasus. Selanjutnya di Puskesmas Pasir Belengkong bulan Juni terdapat 1 kasus kemudian meningkat pada Juli menjadi 11 kasus.

Menurutnya, berdasarkan data yang dicatat 16 Puskesmas  yang ada di Kabupaten Paser, hingga 1 Agustus  2022 terdapat 1.800 kasus diare.

Adapun rinciannya di Puskesmas Batu kajang 197 kasus, Muser 156 kasus, Kerang 20 kasus, Tanjung Aru 12 kasus, Pasir Belengkong 89 kasus, Suatang Baru 74 kasus, Suliliran Baru 110 kasus, Padang Pangrapat 88 kasus, Tanah Grogot 233 kasus, Kuaro 205 kasus, Lolo 59 kasus, Long Ikis 61 kasus, Krayan 55 kasus, Kayungo 49 kasus, Muara Komam 76 kasus, Long Kali 47 kasus, Mendik 91 kasus, Sebakung 30 kasus, dan Senaken 148 kasus.

Berdasarkan kondisi tersebut, Dinkes Paser telah meminta seluruh Puskesmas  memperkuat kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus diare di wilayah kerja masing-masing.

“Strategi yang dapat dilakukan yaitu melaksanakan tata laksana penderita diare yang standar melalui lima langkah untuk tuntaskan diare,” kata Ainun.

Lanjutnya, lima langkah  tersebut pertama pemberian oralit, untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Kedua pemberian obat zink untuk mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare. Ketiga pemberian ASI / makanan, bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak. Keempat Pemberian antibiotik, hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah dan suspek kolera. Kelima pemberian anjuran, kembali segera jika diare lebih sering.

"Selain itu puskesmas melakukan peningkatan promosi kesehatan melalui KIE kepada masyarakat tentang upaya pencegahan melalui beberapa kegiatan seperti membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kesehatan lingkungan, dan penatalaksanaan penderita diare di rumah yang tepat dan benar,” jelas Ainun.

 

 

Pewarta: R. Wartono

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022