Jakarta (ANTARA Kaltim)-Untuk Kaltim Maju 2030 kuncinya terletak pada teknologi dan inovasi. Karena sebuah negeri akan maju dan makmur jika teknologi dan inovasinya berkembang. Apalagi Kaltim dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Dan dari pakar-pakar menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi permanen hanya terjadi jika pembangunan sumber daya manusia (SDM) nya  maju.

Pelaksana Harian Gubernur Dr H Rusmadi mengungkapkan hal itu ketika mewakili Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak untuk menerima penghargaan kategori Pelopor Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menristek Gusti Muhammad Hatta pada rangkaian kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-18 di Ruang Sasono Adiguno Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Kamis (29/8).

“Jadi pertumbuhan ekonomi itu memang ditentukan oleh teknologi tetapi jika SDMnya yang melaksanakan berasal dari daerah lain maka pertumbuhan itu tidak permanen,” kata Rusmadi.

Terkait penguatan SIDa yang bersinergi dengan Sistem Inovasi Nasional di Kaltim, Rusmadi menyebut itulah yang menjadi alasan dibangunnya ITK (Institut Teknologi Kalimantan) di Balikpapan dan ISBI (Institut Seni dan Budaya Indonesia) Kaltim di Tenggarong Kutai Kartanegara, yaitu dalam rangka untuk melahirkan SDM unggul Kaltim ke depan.

“Mereka-mereka lah yang akan berinovasi dan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan Kaltim kedepan yang lebih baik. Terutama pengembangan energi baru terbarukan seperti sektor pertanian dalam arti luas, pariwisata dan industri manufaktur,” sebutnya.

Rusmadi mengungkapkan penghargaan ini merupakan wujud pengakuan pemerintah pusat terhadap kinerja Pemprov Kaltim dan instansi terkait dibawah kepemimpinan Gubernur Awang Faroek Ishak. Dan penghargaan ini juga merupakan anugerah bagi masyarakat Kaltim.

Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) selalu bertumpu pada kebutuhan masyarakat. Sehingga daerah harus mengembangkan SIDa berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat.

"Pengembangan iptek harus bertumpu pada kebutuhan masyarakat. Bukan hanya sumber daya alam menjadi tumpuan, tetapi juga kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemakmuran bangsa,” katanya.Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim, Hj Halda Arsyad mengatakan dalam beberapa perhelatan Hakteknas Kaltim selalu mendapatkan penghargaan. Pada 2012, Kaltim mendapatkan penghargaan Budhipura untuk kategori sumber daya yang dinilai dari perhatian Pemprov terhadap anggaran. Selain itu, Kaltim juga masuk nominasi kategori Prayogasala (Anugerah Pranata Litbang).

Pada Hakteknas ke-18 kali ini Kaltim berhasil mendapatkan anugerah penghargaan Pelopor Penguatan SIDa. Penghargaan penguatan SIDa mulai diberlakukan setelah adanya Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara Menristek dan Mendagri yang ditandatangani pada 25 April 2013.

Halda menjelaskan setelah adanya SKB tersebut, Pemprov melalui Balitbangda langsung melakukan sejumlah upaya, diantaranya melaksanakan capacity builiding, mengundang litbang kabupaten/kota khusus untuk membicarakan langkah ke depan melalui SIDa akan mengunggulkan produk yang mana.

“Kami berupaya juga untuk memasukkan SIDa kedalam RPJMD 2014-2018. Melalui tim anggaran di Bappeda, kita sudah mempunyai pos anggaran atau rekening sendiri. Dan ketika memaparkan di Kemenristek, Kaltim menjadi provinsi pertama yang memiliki rekening sendiri untuk penguatan SIDa,” jelasnya. (Humas Prov Kaltim/her)

 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013