Samarinda (ANTARA Kaltim) - Komandan Korem 091/ASN Brigjen TNI Gadang Pambudi mengatakan, antara TNI dan Pemprov Kaltim sedang melakukan kerja sama pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan, seperti bandara dan menara telekomunikasi.

"Beberapa pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan yang kami tangani antara lain pengembangan Bandara Long Bawan di Nunukan, Bandara Long Ampung di Malinau, dan Bandara Datah dawai di Kutai Barat," ujar Gadang saat menjadi nara sumber dalam dialog Insan Pers dengan Gubernur Kaltim dan jajaran di TVRI Kaltim, Samarinda, Jumat.

Pengembangan tiga bandara tersebut menggunakan anggaran dari APBD Provinsi Kaltim sistem tahun jamak mulai 2012 hingga 2013 yang bekerja sama dengan TNI AD melalui sistem swakelola.

Total anggaran yang digunakan untuk ketiga bandara di kawasan perbatasan RI-Malyasia itu mencapai Rp400 miliar yang ditargetkan tuntas 2013.

Dana tersebut untuk pengembangan landasan pacu dari yang sebelumnya sepanjang 750 meter kali 23 meter, diperpanjang menjadi 1.600 meter kali 30 meter sehingga ke depan dapat didarati pesawat jenis Hercules, sehingga perkembangan ekonomi di tiga kawasan itu akan dapat tumbuh lebih baik dari saat ini.

Dana yang sebesar Rp400 miliar itu, rinciannya adalah untuk Bandara Long Bawan di Kabupaten Nunukan dialokasikan sebesar Rp120 miliar, Bandara Long Ampung di Kabupaten Malinau sebesar Rp130 miliar, dan untuk Bandara Datah Dawai di Kabupaten Kutai Barat dialokasikan Rp150 miliar.

Masing-masing bandara akan diperpanjang landasannya menjadi 1.600 meter. Sementara kondisi sebelumnya di tiga bandara tersebut, untuk Bandara Long Bawan memiliki panjang landasan pacu (run way) 900 meter dengan lebar 23 meter yang menggunakan konstruksi aspal kolakan.

Kemudian Bandara Long Ampung dengan panjang 900 meter dan lebar 23 meter dengan konstruksi aspal kolakan.

Selanjutnya Bandara Datah Dawai dengan panjang 750 meter dan lebar 23 meter kondisi fisik aspal kolakan.

Sedangkan untuk pembangunan menara telekomunikasi yang juga di perbatasan, yakni di Desa Agung Baru, Kecamatan Mahak Baru, Kabupaten Malinau).

Kemudian di Desa Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, dan di Desa Long Apari, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Kutai Barat.

Tiga lokasi pembangunan menara telekomunikasi ini terletak di daerah yang medannya cukup berat, sehingga diyakini hanya TNI yang mampu mengerjakan tepat waktu karena didukung oleh peralatan dan sumberdaya manusianya.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013