Bintara Pembina Desa (Babinsa) Giripurwa, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), di Provinsi Kaltim, kerap dijadikan rujukan belajar pertanian, terutama hortikultura seperti berbagai jenis tanaman sayur dan buah-buahan.
"Banyak yang sudah belajar ke kebun ini, baik secara perorangan maupun kelompok, bahkan dari Satuan Batalyon Infanteri Raider 600/Modang Kota Balikpapan, sebelum diberangkatkan ke Papua juga belajar ke sini," ujar Babinsa Giripurwa Kopral Satu (Koptu) Gampang dihubungi dari Samarinda, Jumat.
Prajurit dari Batalyon Infanteri Raider 600/Modang tersebut belajar bercocok tanam hortikultura mulai dari pengolahan tanah, pembibitan, penyemaian, penanaman, perawatan, panen, hingga penanganan pascapanen.
Ratusan prajurit tersebut belajar dengan datang langsung ke kebun Gampang di Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU. Kebun tersebut berada di belakang rumah Gampang.
Mereka belajar kepada Koptu Gampang selama tiga hari, namun tidak berturut-turut dalam tiga hari, tapi ada jedah, sehingga dalam jedah ini mereka bisa praktik di rumah atau di tempat lain, agar dalam pertemuan kedua atau ketiga mereka bisa bertanya dari hasil praktik mandiri, jika ada yang gagal.
"Prajurit Batalyon Infanteri Raider 600/Modang belajar ke sini tanggal 20, 25, dan 28 Maret 2022. Hasil belajar ini kemudian dipraktikkan para prajurit selama di Papua, baik praktik bertani untuk di lingkungan sendiri maupun untuk diajarkan kepada masyarakat di sana," ucap Gampang.
Ia melanjutkan, khusus untuk di wilayah binaannya, saat ini ada 32 petani hortikultura baik sayur-mayur maupun buah yang berada dalam binaannya, terutama petani yang tergabung dalam kelompok tani yang ia tangani.
Berbagai tanaman hortikultura yang ia dan petani setempat garap adalah pepaya madu, pepaya california, dan semangka. Sementara tanaman sayur yang digarap antara lain sawi, terong, dan cabai.
Petani binaannya rata-rata menggarap lahan seluas 2 hektare (ha) per orang. Sedangkan lahan miliknya seluas 2 ha, terdiri atas 0,5 ha merupakan lahan sendiri yang dibeli sejak tahun 2008, sedangkan selebihnya yang seluas 1,5 ha merupakan lahan warga yang ia pinjam.
"Bertani merupakan hobi saya sejak dulu, sementara sebagai Babinsa yang harus membina desa merupakan tugas utama saya, maka kemampuan bertani ini menjadi tanggung jawab saya untuk menularkan kepada warga binaan saya, termasuk bagi siapa saja yang ingin belajar," ujar Gampang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Banyak yang sudah belajar ke kebun ini, baik secara perorangan maupun kelompok, bahkan dari Satuan Batalyon Infanteri Raider 600/Modang Kota Balikpapan, sebelum diberangkatkan ke Papua juga belajar ke sini," ujar Babinsa Giripurwa Kopral Satu (Koptu) Gampang dihubungi dari Samarinda, Jumat.
Prajurit dari Batalyon Infanteri Raider 600/Modang tersebut belajar bercocok tanam hortikultura mulai dari pengolahan tanah, pembibitan, penyemaian, penanaman, perawatan, panen, hingga penanganan pascapanen.
Ratusan prajurit tersebut belajar dengan datang langsung ke kebun Gampang di Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU. Kebun tersebut berada di belakang rumah Gampang.
Mereka belajar kepada Koptu Gampang selama tiga hari, namun tidak berturut-turut dalam tiga hari, tapi ada jedah, sehingga dalam jedah ini mereka bisa praktik di rumah atau di tempat lain, agar dalam pertemuan kedua atau ketiga mereka bisa bertanya dari hasil praktik mandiri, jika ada yang gagal.
"Prajurit Batalyon Infanteri Raider 600/Modang belajar ke sini tanggal 20, 25, dan 28 Maret 2022. Hasil belajar ini kemudian dipraktikkan para prajurit selama di Papua, baik praktik bertani untuk di lingkungan sendiri maupun untuk diajarkan kepada masyarakat di sana," ucap Gampang.
Ia melanjutkan, khusus untuk di wilayah binaannya, saat ini ada 32 petani hortikultura baik sayur-mayur maupun buah yang berada dalam binaannya, terutama petani yang tergabung dalam kelompok tani yang ia tangani.
Berbagai tanaman hortikultura yang ia dan petani setempat garap adalah pepaya madu, pepaya california, dan semangka. Sementara tanaman sayur yang digarap antara lain sawi, terong, dan cabai.
Petani binaannya rata-rata menggarap lahan seluas 2 hektare (ha) per orang. Sedangkan lahan miliknya seluas 2 ha, terdiri atas 0,5 ha merupakan lahan sendiri yang dibeli sejak tahun 2008, sedangkan selebihnya yang seluas 1,5 ha merupakan lahan warga yang ia pinjam.
"Bertani merupakan hobi saya sejak dulu, sementara sebagai Babinsa yang harus membina desa merupakan tugas utama saya, maka kemampuan bertani ini menjadi tanggung jawab saya untuk menularkan kepada warga binaan saya, termasuk bagi siapa saja yang ingin belajar," ujar Gampang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022