Sebagian dari 1.000 ekor sapi bantuan Kementerian Pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, yang diterima peternak pada Januari 2022, mulai memperoleh hasil baik dari program pengembangan maupun penggemukan.
"Dari program pengembangan, saat ini peternak sudah panen 34 pedet (anak sapi), sedangkan dari program penggemukan, sudah ada 149 sapi yang dijual," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Senin.
Panen sebanyak 34 pedet yang dilakukan peternak tersebut, lanjutnya, terdiri atas 15 ekor merupakan pedet jantan dan 19 ekor lainnya adalah pedet betina.
Sedangkan 149 sapi penggemukan yang sudah dijual petani, sebagian sudah dibelikan bakalan sapi lokal yang langsung digemukkan lagi, sementara sebagian lagi masih didatangkan dari Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Namun, lanjut ia, sekarang sedang merebak penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, pihak terkait masih menunggu izin masuk sapi bakalan tersebut ke Kaltim, karena jangan sampai sapi yang sudah dibeli justru membawa penyakit.
Arief melanjutkan untuk pemasaran hasil penggemukan dan pembelian sapi bakalan dilakukan kerja sama dengan Koperasi Berkah Salama Jaya (BSJ) dari kabupaten tetangga, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara.
Melalui kerja sama ini, tentu peternak tidak repot memikirkan pasar karena sudah ada yang menjamin, baik penjaminan dalam penjualan sapi yang telah digemukkan maupun penjaminan pengadaan sapi bakalan.
Bakalan sapi yang baru dibeli peternak, kemudian akan digemukkan antara 2-3 bulan dengan target penambahan bobot badan sapi 0,8 kg per hari per ekor, sehingga dalam waktu tiga bulan bobot sapi akan bertambah 72 kg.
"Nah, 72 kg bobot tambahan ini merupakan hasil yang diperoleh peternak. Jika rata-rata harga per kg sapi hidup senilai Rp50 ribu, maka peternak akan meraup keuntungan mencapai Rp3,6 juta per ekor. Hitung sendiri kalau satu peternak menggemukkan 10 ekor sapi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Dari program pengembangan, saat ini peternak sudah panen 34 pedet (anak sapi), sedangkan dari program penggemukan, sudah ada 149 sapi yang dijual," ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Senin.
Panen sebanyak 34 pedet yang dilakukan peternak tersebut, lanjutnya, terdiri atas 15 ekor merupakan pedet jantan dan 19 ekor lainnya adalah pedet betina.
Sedangkan 149 sapi penggemukan yang sudah dijual petani, sebagian sudah dibelikan bakalan sapi lokal yang langsung digemukkan lagi, sementara sebagian lagi masih didatangkan dari Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Namun, lanjut ia, sekarang sedang merebak penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, pihak terkait masih menunggu izin masuk sapi bakalan tersebut ke Kaltim, karena jangan sampai sapi yang sudah dibeli justru membawa penyakit.
Arief melanjutkan untuk pemasaran hasil penggemukan dan pembelian sapi bakalan dilakukan kerja sama dengan Koperasi Berkah Salama Jaya (BSJ) dari kabupaten tetangga, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara.
Melalui kerja sama ini, tentu peternak tidak repot memikirkan pasar karena sudah ada yang menjamin, baik penjaminan dalam penjualan sapi yang telah digemukkan maupun penjaminan pengadaan sapi bakalan.
Bakalan sapi yang baru dibeli peternak, kemudian akan digemukkan antara 2-3 bulan dengan target penambahan bobot badan sapi 0,8 kg per hari per ekor, sehingga dalam waktu tiga bulan bobot sapi akan bertambah 72 kg.
"Nah, 72 kg bobot tambahan ini merupakan hasil yang diperoleh peternak. Jika rata-rata harga per kg sapi hidup senilai Rp50 ribu, maka peternak akan meraup keuntungan mencapai Rp3,6 juta per ekor. Hitung sendiri kalau satu peternak menggemukkan 10 ekor sapi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022