Samarinda (ANTARA Kaltim) – 2013 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kaltim periode 2009-2013. Selama lima tahun pelaksanaan pembangunan banyak keberhasilan yang telah dicapai, namun diakui juga masih ada kekurangan-kekurangan dalam pembangunan.

Demikian disampaikan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak saat menjadi narasumber pada dialog interaktif Kaltim Summit II 2013 di Studio TVRI Kaltim, Jumat (26/7) malam. Pada kesempatan itu, juga turut hadir sebagai nara sumber, yaitu Ketua DPRD Kaltim HM Syahrun, Rektor Universitas Mulawarman Prof Dr Zamruddin Hasid dan Pelaksana Tugas Sekprov Kaltim Dr H Rusmadi.

“Sebagai gubernur ke-12, saya menerima tongkat estafet pembangunan dari gubernur satu ke gubernur lainnya. Kaltim sudah melewati berbagai masa kejayaan, seperti era perkayuan, migas dan batu bara yang merupakan sumber daya alam tak terbarukan. Kita tidak ingin terlena seperti era-era terdahulu, sudah saatnya perekonomian Kaltim digerakkan oleh sumber daya alam terbarukan,” ujar Awang Faroek.

Untuk itu, Awang Faroek, menilai pelaksanaan Kaltim Summit II pada 30-31 Juli di Balikpapan merupakan forum yang penting dan strategis untuk merumuskan Visi Kaltim Maju 2030 yakni mewujudkan transformasi ekonomi setelah era migas dan batu bara.

Awang Faroek mengatakan seorang pemimpin visioner itu tidak mudah melaksanakan program pembangunan, karena masyarakat ingin merasakan dampak pembangunan yang cepat. Namun hal itu tidak mengurangi niatnya untuk menyusun rencana pembangunan jangka panjang Kaltim hingga 2030.

“Semua ini untuk masa depan kita semua, terutama generasi muda yang akan menjadi penerus pelaksana pembangunan di Kaltim. Jangan sampai ketika mereka menjadi pemimpin di masa mendatang perekonomian Kaltim masih bergantung pada sumber daya alam tak terbarukan yang suatu saat pasti akan habis. Ini yang kita antisipasi dari sekarang,” tegasnya.

Awang Faroek mengharapkan dalam Kaltim Summit semua stakeholder pembangunan dapat memberikan saran dan masukan termasuk kritik membangun terutama dalam menentukan lokomotif baru perekonomian Kaltim ke depan. Namun, ia juga mengingatkan hasil dari Kaltim Summit harus dikawal dan diawasi untuk mewujudkan pembangunan Kaltim yang berkelanjutan.

“Jangan ada anggapan dalam dua hari pelaksanaan Kaltim Summit kita semua dapat menyelesaikan kekurangan-kekurangan yang ada dalam pembangunan, tetapi bagaimana kita menyikapi hal itu dan menyelesaikannya sesuai dengan tujuan utama pembangunan, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya. (Humas Prov Kaltim/her)

 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013