Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (DPTPH Kaltim) menyarankan kepada pengurus Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi) dari kabupaten/kota se-Kaltim, bersatu membuat merk dagang beras agar produknya mudah dijual.
"Selain mudah dijual, beras yang sudah dalam satu merk ini pun gampang dicari konsumen di berbagai toko kelontong maupun swalayan, tentunya harga harus menyesuaikan dengan kualitas beras yang dikemas," ujar Kepala DPTPH Provinsi Kaltim Siti Farisyah Yana di Samarinda, Rabu.
Sebelum beras dikemas dalam karung atau plastik baik per 5 kg, 10 kg, maupun per 20 kg dan seterusnya, lanjut ia, terlebih dulu harus dilakukan standarisasi, pengawasan, dan dilakukan kontrol secara berkala, sehingga petani lokal tidak kesulitan memasarkan ketika terjadi panen raya.
Hal ini perlu dilakukan salah satunya adalah untuk menjawab keluhan Perpadi yang produksinya melimpah karena petani panen raya, sementara Bulog tidak sanggup menampung semua karena sebagian kualitasnya tidak sesuai dengan standar Bulog.
Misalnya, lanjut dia, saat ini Perum Bulog Wilayah Kaltimtara hanya mampu membeli gabah dari Perpadi sebanyak 625 ton, sementara produksi padi oleh petani lebih dari 1.000 ton, sehingga sisanya ini bisa digiling oleh Perpadi dan dikemas sendiri dengan merk dagang yang sudah disepakati bersama.
"Soal merk, terserah apa namanya, misalnya 'Beras Yana' dengan kualitas tertentu yang telah melalui standarisasi. Tapi semua harus bersatu, kompak, jangan bikin merk sendiri-sendiri supaya kuat, sehingga merk tersebut mudah ditemukan di banyak toko yang tersebar di semua kabupaten/kota," tuturnya.
Jika pengurus Perpadi memiliki keinginan berusaha dalam pengemasan beras dengan satu merk, maka ia akan memfasilitasinya, karena pengemasan oleh Perpadi ini bisa menjadi terobosan baru dalam unit usaha yang tadinya hanya penggilingan, bertambah hingga unit pengemasan beras.
"Selain itu, kami juga bisa lebih intensif memfasilitasi mulai dari pemeliharaan tanaman padi hingga penanganan pascapanen untuk meningkatkan kualitasnya, agar tingkat kepatahan beras saat digiling tidak terlalu tinggi," ujar Yana, panggilan akrabnya.(ADV/Diskominfo Kaltim)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Selain mudah dijual, beras yang sudah dalam satu merk ini pun gampang dicari konsumen di berbagai toko kelontong maupun swalayan, tentunya harga harus menyesuaikan dengan kualitas beras yang dikemas," ujar Kepala DPTPH Provinsi Kaltim Siti Farisyah Yana di Samarinda, Rabu.
Sebelum beras dikemas dalam karung atau plastik baik per 5 kg, 10 kg, maupun per 20 kg dan seterusnya, lanjut ia, terlebih dulu harus dilakukan standarisasi, pengawasan, dan dilakukan kontrol secara berkala, sehingga petani lokal tidak kesulitan memasarkan ketika terjadi panen raya.
Hal ini perlu dilakukan salah satunya adalah untuk menjawab keluhan Perpadi yang produksinya melimpah karena petani panen raya, sementara Bulog tidak sanggup menampung semua karena sebagian kualitasnya tidak sesuai dengan standar Bulog.
Misalnya, lanjut dia, saat ini Perum Bulog Wilayah Kaltimtara hanya mampu membeli gabah dari Perpadi sebanyak 625 ton, sementara produksi padi oleh petani lebih dari 1.000 ton, sehingga sisanya ini bisa digiling oleh Perpadi dan dikemas sendiri dengan merk dagang yang sudah disepakati bersama.
"Soal merk, terserah apa namanya, misalnya 'Beras Yana' dengan kualitas tertentu yang telah melalui standarisasi. Tapi semua harus bersatu, kompak, jangan bikin merk sendiri-sendiri supaya kuat, sehingga merk tersebut mudah ditemukan di banyak toko yang tersebar di semua kabupaten/kota," tuturnya.
Jika pengurus Perpadi memiliki keinginan berusaha dalam pengemasan beras dengan satu merk, maka ia akan memfasilitasinya, karena pengemasan oleh Perpadi ini bisa menjadi terobosan baru dalam unit usaha yang tadinya hanya penggilingan, bertambah hingga unit pengemasan beras.
"Selain itu, kami juga bisa lebih intensif memfasilitasi mulai dari pemeliharaan tanaman padi hingga penanganan pascapanen untuk meningkatkan kualitasnya, agar tingkat kepatahan beras saat digiling tidak terlalu tinggi," ujar Yana, panggilan akrabnya.(ADV/Diskominfo Kaltim)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022