Bontang (ANTARA Kaltim) - Laporan kasus demam berdarah dengue (DBD) baik dari warga, rukun tetangga, poli puskesmas dan rumah sakit di Kota Bontang sejak awal 2013 mengalami peningkatan, namun belum mencapai status kejadian luar biasa (KLB).

"Sebuah kasus akan dikategorikan KLB apabila jumlah kejadian sudah dua kali lipat dari jumlah tahun sebelumnya," kata Kepala PKM II Bontang Selatan II, Dian Arie Sushanty, di Bontang, Minggu.
 
Sementara dari catatan yang ada tahun lalu di wilayah kerja pusat kesehatan masyarakat (PKM) II atau Puskesmas Bontang Selatan kasus DBD sebanyak 39 kasus.  

Jumlah kasus tahun ini dari Januari hingga Februari 2013 tercatat 21 kasus DBD, dan dua diantaranya gejala (suspect) DBD.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada pada bulan Januari hingga April karena periode itu perkembangbiakan nyamuk DBD meningkat pada musim pancaroba.  Mengikuti berita di media saat ini peningkatan kasus DBD terjadi hampir merata dibanyak tempat dan boleh percaya boleh tidak ada teori siklus lima tahunan DBD meningkat di Indonesia," ujar Shanty.

Ia meminta masyarakat melakukan tiga M plus yaitu menguras, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas serta menggunakan kelambu dan memberikan abate di bak penampungan air.

"Tahun 2012 lalu ditemukan tiga orang meninggal karena DBD," kata Shanty.

Shanty menjelaskan kewaspadaan warga jika ada warga yang keluarganya mengalami gejala seperti demam tinggi tanpa penyebab yang jelas, muntah, kepala pusing.

"Berilah pertolongan pertama dengan memberikan obat penurun panas, beri minum yang banyak, dan kompres dengan air biasa atau air hangat.  Bila tidak ada perubahan lebih dari dua hari segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat," imbaunya.

DBD adalah suatu penyakit menular disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty.

"Nyamuk suka bertelur di air yang tidak langsung bersentuhan dengan tanah, ciri khasnya menggigit pada pagi hari antara pukul 08.00-11.00 WIT pagi dan 14.00-18.00 WIT," kata Shanty. (*)

Pewarta: Suratmi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013