Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Tempe gorengan yang banyak dijajakan di sepanjang jalan poros menuju Kota Tenggarong, ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara, menggoda selera warga maupun bagi para pengguna jalan, untuk sekedar mampir dan merasakan sensasi rasa yang berbeda dengan tempe lainnya .
Tempe sudah menjadi menu sehari-hari masyarakat sebagai lauk pengganti ikan yang memiliki ragam bentuk dan rasa seperti tempe bongkrek, tempe mendoan hingga tempe gembos.
Tidak heran jika pengrajin tempe ada dimana-mana sebagai usaha 'home industry' atau industri rumahan.
Seperti para pengrajin tempe dan tahu di Desa Loh Sumber dan Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu yang menjadi sentra pembuatan tempe di Kabupaten Kutai Kartanegara, tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pengrajin tempe di tempat lain.
Namun, cita rasa tempe Loa Kulu sangat berbeda terutama jika dijadikan gorengan.
Tempe spesial gorengan itu dibuat dalam ukuran tertentu kemudian dibungkus daun pisang.
Proses pembungkusan pun butuh ketrampilan khusu dan umumnya dilakukan kalangan ibu rumah tangga dibantu keluarganya.
Nikmatnya citarasa tempe gorengan itu, menantang selera warga yang melewati poros jalan di dalam kota Loa Kulu untuk mampir menyantap gorengan tempe yang banyak di jual di sepanjang jalan.
Mbok Salmah, salah seorang penjual tempe gorengan Loa Kulu menyatakn, bahwa pelanggannya tidak saja warga di sekitar Loa Kulu hingga Tenggarong tetapi banyak juga warga dari Samarinda, Bontang dan Sangatta, bahkan, ada warga dari kota Balikpapan.
"Citarasa tempe gorengan Loa Kulu terasa gurih jika disajikan dengan cocolan sambel,†ujarnya.
Ariadi, salah seorang pengrajin tempe Desa Loh Sumber misalnya, mengaku setiap hari menghabiskan 28 hingga 30 kilogram kacang Kedelai sebagai bahan baku utamanya.
Menurutnya dari jumlah tersebut sebagian besar dibuat untuk tempe gorengan dan sisanya tempe sayur dalam bentuk batangan.
“Bahkan untuk tempe gorengan sudah dipesan penjual gorengan hingga ratusan bungkus beberapa hari sebelum diproduksi,†demikian ujarnya.
Selain untuk memenuhi permintaan warga kota Tenggarong produksi tempe dan tahu Loa Kulu juga dipasarkan hingga ke Kota Samarinda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Tempe sudah menjadi menu sehari-hari masyarakat sebagai lauk pengganti ikan yang memiliki ragam bentuk dan rasa seperti tempe bongkrek, tempe mendoan hingga tempe gembos.
Tidak heran jika pengrajin tempe ada dimana-mana sebagai usaha 'home industry' atau industri rumahan.
Seperti para pengrajin tempe dan tahu di Desa Loh Sumber dan Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu yang menjadi sentra pembuatan tempe di Kabupaten Kutai Kartanegara, tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pengrajin tempe di tempat lain.
Namun, cita rasa tempe Loa Kulu sangat berbeda terutama jika dijadikan gorengan.
Tempe spesial gorengan itu dibuat dalam ukuran tertentu kemudian dibungkus daun pisang.
Proses pembungkusan pun butuh ketrampilan khusu dan umumnya dilakukan kalangan ibu rumah tangga dibantu keluarganya.
Nikmatnya citarasa tempe gorengan itu, menantang selera warga yang melewati poros jalan di dalam kota Loa Kulu untuk mampir menyantap gorengan tempe yang banyak di jual di sepanjang jalan.
Mbok Salmah, salah seorang penjual tempe gorengan Loa Kulu menyatakn, bahwa pelanggannya tidak saja warga di sekitar Loa Kulu hingga Tenggarong tetapi banyak juga warga dari Samarinda, Bontang dan Sangatta, bahkan, ada warga dari kota Balikpapan.
"Citarasa tempe gorengan Loa Kulu terasa gurih jika disajikan dengan cocolan sambel,†ujarnya.
Ariadi, salah seorang pengrajin tempe Desa Loh Sumber misalnya, mengaku setiap hari menghabiskan 28 hingga 30 kilogram kacang Kedelai sebagai bahan baku utamanya.
Menurutnya dari jumlah tersebut sebagian besar dibuat untuk tempe gorengan dan sisanya tempe sayur dalam bentuk batangan.
“Bahkan untuk tempe gorengan sudah dipesan penjual gorengan hingga ratusan bungkus beberapa hari sebelum diproduksi,†demikian ujarnya.
Selain untuk memenuhi permintaan warga kota Tenggarong produksi tempe dan tahu Loa Kulu juga dipasarkan hingga ke Kota Samarinda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013