Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menggelar pelatihan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 kepada masyarakat umum dalam rangka mempercepat penanganan korban meninggal dunia di masa pandemi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr. Ismid Kusasih pelatihan diikuti oleh tim relawan dari sepuluh Kecamatan yang ada di Kota Samarinda dengan instruktur dari tim medis RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
"Melalui pelatihan tersebut kita harapkan masyarakat bisa melaksanakan pemulasaraan jenasah pasien COVID-19, tentunya sesuai dengan standar protokol kesehatan Satgas COVID-19," kata Ismid Kusasih di Samarinda, Sabtu.
Menurut Ismid, program pelatihan ini akan terus dilakukan hingga tingkat kelurahan dengan harapan masyarakat bisa langsung menangani korban pasien COVID-19 meninggal dunia tanpa harus menunggu dari tim Satgas COVID-19 di Kota Samarinda.
"Materi yang diberikan yakni tentang cara memakai Alat Pelindung Diri ( APD) dan cara melepaskannya kemudian cara teknis terkait pemulasaraannya,” kata Ismid.
Diketahui sebelumnya sempat terjadi keterlambatan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Ismid menjelaskan peristiwa tersebut terjadi karena petugas di RSUD AWS merasa kewalahan dengan adanya limpahan jenazah pasien COVID-19 dari rumah sakit lainnya.
"Di setiap rumah sakit sebelumnya sudah dapat melakukan pemulasaraan, namun memang ada beberapa rumah sakit kecil yang membutuhkan bantuan pemulasaraan di RSUD AWS ataupun di RSUD I.A. Moeis sebagai Rumah Sakit rujukan COVID-19," kata Ismid.
Sementara itu, Wali Kota Samarinda Andi Harun
mengatakan lonjakan kasus COVID-19 mendesak Pemkot Samarinda untuk bergerak jauh lebih efektif dan efisien dari sebelumnya.
Oleh karena itu, keterlibatan warga dalam penanganan COVID-19 Terutama, sebagai relawan pemulasaraan patut mendapatkan apresiasi.
"Kita harus bergerak cepat untuk melakukan distribusi tenaga pemulasaran di tiap kecamatan, supaya korban meninggal dunia di masa pandemi ini bisa cepat tertangani dengan sebaik- baiknya," tegas Andi Harun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr. Ismid Kusasih pelatihan diikuti oleh tim relawan dari sepuluh Kecamatan yang ada di Kota Samarinda dengan instruktur dari tim medis RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
"Melalui pelatihan tersebut kita harapkan masyarakat bisa melaksanakan pemulasaraan jenasah pasien COVID-19, tentunya sesuai dengan standar protokol kesehatan Satgas COVID-19," kata Ismid Kusasih di Samarinda, Sabtu.
Menurut Ismid, program pelatihan ini akan terus dilakukan hingga tingkat kelurahan dengan harapan masyarakat bisa langsung menangani korban pasien COVID-19 meninggal dunia tanpa harus menunggu dari tim Satgas COVID-19 di Kota Samarinda.
"Materi yang diberikan yakni tentang cara memakai Alat Pelindung Diri ( APD) dan cara melepaskannya kemudian cara teknis terkait pemulasaraannya,” kata Ismid.
Diketahui sebelumnya sempat terjadi keterlambatan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Ismid menjelaskan peristiwa tersebut terjadi karena petugas di RSUD AWS merasa kewalahan dengan adanya limpahan jenazah pasien COVID-19 dari rumah sakit lainnya.
"Di setiap rumah sakit sebelumnya sudah dapat melakukan pemulasaraan, namun memang ada beberapa rumah sakit kecil yang membutuhkan bantuan pemulasaraan di RSUD AWS ataupun di RSUD I.A. Moeis sebagai Rumah Sakit rujukan COVID-19," kata Ismid.
Sementara itu, Wali Kota Samarinda Andi Harun
mengatakan lonjakan kasus COVID-19 mendesak Pemkot Samarinda untuk bergerak jauh lebih efektif dan efisien dari sebelumnya.
Oleh karena itu, keterlibatan warga dalam penanganan COVID-19 Terutama, sebagai relawan pemulasaraan patut mendapatkan apresiasi.
"Kita harus bergerak cepat untuk melakukan distribusi tenaga pemulasaran di tiap kecamatan, supaya korban meninggal dunia di masa pandemi ini bisa cepat tertangani dengan sebaik- baiknya," tegas Andi Harun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021