Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Para pedagang olahan daging sapi di Tana Paser, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, resah dengan adanya pemberitaan soal bakso yang mengandung daging babi, hingga mengakibatkan penjualan mereka menurun hingga 50 persen dalam beberapa hari terakhir.

Andi (40), salah seorang penjual bakso mengaku omset penjualannya menurun karena maraknya pemberitaan daging oplosan atau daging sapi biasa diopolos daging babi.

"Pembeli bakso di tempat kami menurun sejak ada pemberitaan itu," kata pria yang sudah menekuni penjualan bakso sejak tahun 2006.

Sebenarnya, kata Andi, sangat mudah membedakan bakso daging babi dengan bakso daging sapi. Bakso daging sapi berwarna gelap, kalau yang menggunakan daging babi oplosan baksonya berwarna putih dan beraroma amis.

"Kami berharap pemerintah daerah Paser dapat memberikan penjelasan kepada warga kalau kejadian tersebut terjadi di sejumlah daerah, tetapi bukan terjadi di Kabupaten Paser. Jika tidak diberi penjelasan  kami selaku pedagang bakso dan akan terus kehilangan omset langganan dan penjualan," katanya.

Keluhan senada juga diungkapkan Warso, penjual bakso di Pasar Senaken. Menurutnya sejak adanya pemberitaan bakso dioplos daging babi, jumlah orderan menurung.  

"Pemberitaan tentang daging oplosan, jelas berpengaruh, biasa kita mengolah 3 sampai 4 pesanan daging dengan 10-20 kilogram per-hari, sejak ada berita itu hanya mengolah 5-15 kilo saja per-hari. Sebenarnya konsumen tidak perlu khawatir, karena daging yang kita olah murni daging sapi dan terjamin kesehatannya," beber Warso. (*)

Pewarta: R Wartono

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012