Mantan pelaku dugem sosialisasikan revolusi mental

Mantan pelaku dugem sosialisasikan revolusi mental

Agus Widanarko saat memberikan arahan mengenai bahaya narkoba, Kamis (3/8). (Antara)

Solo, 3 Agustus 2017 (Antara) - Mantan pelaku dunia malam yang akrab dengan transaksi narkoba menyosialisasikan gerakan nasional revolusi mental yang diinisiasi oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

"Saya bukan pengguna narkoba, tetapi dulu saya lebih parah karena menyediakan tempat bagi orang-orang yang sedang bertransaksi narkoba dan para pengguna narkoba," kata pemateri yang juga pegiat revolusi mental Agus Widanarko dalam acara sosialisasi gerakan nasional revolusi mental di Hotel The Sunan Solo, Kamis.

Sekitar 2004-2006, pria asal Sukoharjo itu malang melintang menjadi manajer sejumlah diskotik dan kafe. Pada saat itu, ia terbiasa dengan penggunaan narkoba di kalangan generasi muda.

"Sampai suatu hari saya pulang ke Sukoharjo karena pada saat itu Ramadhan sehingga kafe dan diskotik ditutup sementara waktu. Saat di Sukoharjo saya diarahkan oleh ustadz di sana untuk kemudian saya benar-benar tobat," katanya.

Bahkan, karena komitmennya tersebut saat ini ia aktif menjadi konselor para remaja yang memiliki masalah. Termasuk pada kegiatan tersebut, pria yang akrab disapa Danar itu aktif menyampaikan bahaya narkoba kepada para peserta.

"Tepatnya sejak tahun 2010 saya aktif sebagai penyuluh bahaya narkoba. Dalam kegiatan ini saya hanya ingin menyampaikan bahwa revolusi mental adalah dari buruk jadi baik. Inilah yang membuat Indonesia menjadi bersih dan sehat," katanya.

Kepala Bidang Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Ayu Dewita mengatakan melalui kegiatan tersebut konsep revolusi mental bisa dipahami oleh masyarakat.

"Misalnya media menyebarkan konteks berita positif. Dunia usaha ketika melakukan bina lingkungan perusahaan diarahkan ke kegiatan yang bersifat mendukung Indonesia bersih dan tertib," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengatakan sejauh ini situasi keamanan di Solo cukup kondusif. Meski demikian, akan makin baik jika penerapan revolusi mental disosialisasikan di kota tersebut.

"Memang masih ada yang perlu ditingkatkan, seperti saat saya dan wali kota menyalami anggota pramuka. Ada beberapa di antara mereka yaitu pelajar perempuan tidak mau bersalaman. Padahal saya dan wali kota kan sudah menganggap mereka sebagai anak sendiri. Harapannya dengan adanya revolusi mental ke depan sopan santun anak terhadap orang tua dapat meningkat," katanya.
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2017