Balikpapan (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Balikpapan memastikan fenomena banyaknya ikan yang mati yang muncul di Pantai Manggar bukan disebabkan oleh pencemaran laut. Hal itu sempat menimbulkan dugaan pencemaran setelah ramai dibagikan di media sosial.
Kepala Dinas (Kadis) KP3 Balikpapan, Sri Wahyuningsih, menegaskan bahwa hasil pengecekan tim perikanan menunjukkan kematian ikan tidak berkaitan dengan zat pencemar.
“Ternyata ini bukan karena pencemaran, kematian ikan di kawasan tersebut tidak terkait dengan zat pencemar di laut,” jelas Sri Wahyuningsih, di Balikpapan, Selasa.
Sri menjelaskan bahwa ikan-ikan mati tersebut kemungkinan besar berasal dari kelebihan tangkap oleh sebagian nelayan. Bisa pula karena keterbatasan wadah penyimpanan seperti box styrofoam.
Dalam proses bongkar muatan, nelayan melakukan pemilahan hasil tangkapan dan membuang ikan yang tidak layak jual kembali ke laut untuk memberi ruang pada hasil tangkapan baru yang lebih layak. Ikan-ikan yang dibuang itulah yang kemudian terdampar ke pesisir.
“Jadi saat membongkar hasil tangkapan, ada aktivitas pemilahan. Yang bagus mereka jual, yang tidak layak dibuang,” papar Kadis KP3.

Sri Wahyuningsih juga memastikan bahwa sumber ikan mati itu bukan berasal dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berada di dekat Pantai Manggar. Ikan-ikan itu berasal dari tengah laut yang terbawa ombak ke pantai. “Bukan dari TPI, tapi dari nelayan itu sendiri,” tegasnya.
Dinas KP3 telah melakukan pembinaan dan edukasi kepada nelayan agar menerapkan praktik penangkapan yang lebih berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang dan menghindari kesalahpahaman publik mengenai kondisi laut Balikpapan.
“Kami sudah melakukan pembinaan edukasi kepada nelayan-nelayan tersebut,” ujar Sri.
Pemerintah Kota Balikpapan berharap seluruh pelaku usaha perikanan dapat menjaga ekosistem laut dan menerapkan prinsip tangkap bijak agar keberlanjutan sumber daya tetap terjaga. (Adv)
