Balikpapan (ANTARA) - Sebanyak 1.500 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Balikpapan yang menjadi mitra platform Grab dan OVO yang menjadi bagian lebih dari 500 ribu pelaku UMKM baru dari seluruh Indonesia telah bergabung dalam platform tersebut.
Secara lebih khusus, sebanyak 1.500 UMKM tersebut terdaftar dalam sistem online single submission (OSS) marketplace Sobat UMKM Balikpapan.
”Para UMKM seluruhnya ini, juga telah menciptakan satu juta lapangan kerja baru, termasuk para UMKM dari Balikpapan,” kata Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, di Balikpapan, Kamis.
Neneng Goenadi melanjutkan, Grab dan OVO #PercayaUMKM Indonesia dan terus dukung pemerintah untuk capai target digitalisasi 30 juta UMKM pada 2024.
"Berbagai inisiatif akan terus dilanjutkan untuk memfasilitasi UMKM dalam mengembangkan usaha, seperti program pelatihan digital di aplikasi GrabMerchant, dan portal informasi satu pintu melalui akun Instagram @GrabMerchantID," ujarnya pula.
Sebagai bentuk apresiasi atas capaian dan kontribusi penting para pelaku UMKM tersebut, Grab dan OVO menggelar Hajatan UMKM 2023, dengan dukungan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) RI. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan menuju peringatan Hari UMKM Nasional yang jatuh pada 12 Agustus nanti.
Melalui Hajatan UMKM 2023, Grab memberikan kesempatan bagi puluhan pelaku UMKM dari berbagai kota, seperti Jabodetabek, Bandung, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan, termasuk juga Balikpapan, untuk mempromosikan produk unggulan mereka.
Selain bazar dan pameran produk unggulan UMKM, pengunjung Hajatan UMKM 2023 dihibur dengan pertunjukan seni, area permainan keluarga dan sesi olahraga bersama.
"Saya menyambut baik inisiatif Grab dan OVO yang terus mendukung dan memfasilitasi UMKM untuk melakukan transformasi digital. UMKM memiliki posisi dan peran strategis dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi PDB Indonesia sebesar 61 persen dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen,” kata Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki dalam kesempatan tersebut.
Menurut data Kemenkop UKM RI, ada sekitar 22 juta lebih UMKM yang sudah onboarding dan pada 2023 akan ditargetkan ada 24 juta UMKM yang masuk ekosistem digital.
Salah satu pelaku UMKM yang telah memperluas usaha dan membuka lapangan kerja baru setelah beralih ke digital adalah Ayam Bakar dan Soto Betawi Bu Titin.
"Kami memulai bisnis di 2018 dan beralih ke online lewat Grab di 2020. Omzet kami meningkat signifikan dan hingga sekarang kami sudah memiliki puluhan karyawan di empat cabang. Selain melayani orderan online, pelanggan yang datang langsung ke outlet juga makin dimudahkan, karena pembayarannya bisa pakai QRIS dan OVO. Sekarang, hampir 90 persen transaksi pembelian langsung sudah pakai digital,” kata Titin Juherni dan Adi Nugraha, pemilik Ayam Bakar dan Soto Betawi Bu Titin.
Kisah lain ada dari Hamit Bangun Sasmito, pemilik Geprek Penyet Mbak Warni.
“Lewat berjualan online, kini saya bisa membuka cabang di lokasi yang strategis dan merekrut pemuda sekitar yang putus sekolah dan akhirnya menganggur. Usaha saya juga semakin dikenal banyak orang dan mengalami peningkatan pendapatan lebih dari dua kali lipat per harinya,” ujarnya pula.
Tidak hanya pelaku UMKM di bidang kuliner, Grab dan OVO juga terus mendorong digitalisasi pedagang pasar. Ribuan pedagang pasar telah bergabung dengan Grab melalui GrabMart Pasar di 26 kota di seluruh Indonesia.