Samarinda (ANTARA Kaltim)-Setelah gagal dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bakrie Group, kini pemerintah juga telah melakukan MoU dengan Panin Group, sayangnya Darlis mengkhawatirkan MoU itu kembali akan menggantung pemerintah. Anggota Komisi III DPRD Kaltim ini menilai lebih baik kelanjutan pembangunan sisi udara Bandara Samarinda Baru (BSB) dilanjutkan dengan anggaran APBD Kaltim.
“Hingga saat ini tidak ada realisasinya, beberapa bulan lalu kita sudah mengingatkan pemerintah daripada sisi darat rampung namun menjadi bangunan yang tidak fungsional sehingga malah membebani anggaran pemeliharaan, sudahlah kita sadari saja bahwa investor pada kenyataannya tidak ada yang terealisasi. Baiknya, sekarang kita biayai saja dengan APBD,†Ungkap Darlis.
Pembangunan bandara salah satu fungsinya agar disparitas pembangunan antar kabupaten/kota bisa dihilangkan. “Sehingga bandara ini sangat dibutuhkan oleh rakyat, dimana bandara ini masuk dalam proyek multiyears yang kontraknya habis per 15 dan 31 Desember 2013. Kita gunakan sistem paket multiyears harapan kita kebutuhan kita akan selesainya program itu sangat besar, oleh karena itu program ini jangan sampai justru malah terbengkalai. padahal dulu cita-cita kita adalah program tersebut sangat dibutuhkan secepatnya.
Tapi kalau ternyata program itu molor dan terkatung-katung berarti keluar dari niatan pola multiyear,†papar Darlis.
Darlis juga mengatakan jangan sampai bangunan sisi daratnya rampung pada 31 Desember ini namun sisi udara tidak dapat dikerjakan sehingga menyebabkan bangunan sisi daratnya mangkrak, sebab membangun sisi udara butuh waktu lama, tidak cukup dalam satu tahun. “Sejauh ini sisi darat tidak ada masalah, sementara dana yang diharapkan pemerintah dari swasta untuk sisi udara tidak kunjung datang,†sebutnya.
Mengenai MoU dengan investor, Darlis juga mengkhawatirkan bahwa MoU hanya akan menggantung pemerintah untuk kemudian investor menjadikannya mencari celah peluang lain di Kaltim. “Jelas investor akan berfikir panjang dalam menginvestasikan dananya, sementara bandara “Return of Investementâ€nya tinggi, butuh bertahun-tahun untuk dapat mengembalikan modal,†jelasnya.
Lebih lanjut Darlis menyebutkan, walaupun menyadari ketidakmampuan anggaran jika harus langsung membangun run way sepanjang 3100 meter, Darlis memberi masukan, yang terpenting setidaknya targetnya adalah Bandara Temindung bisa pindah namun dengan menambah panjang landasan menjadi 1600 meter.
“Target kita setidaknya Bandara Temindung pindah, kita bangun bertahap, jika Temindung 900 meter maka di BSB dibangun sepanjang 1600 meter, setidaknya bisa didarati pesawat-pesawat jenis boeing, sehingga kita tidak mengalami kerugian akibat biaya pemeliharaan bangunan sisi darat BSB yang tidak dapat difungsikan sementara waktu,†ulas Darlis.
Tak hanya itu, dengan membangun run way sepanjang 1600, ini menjadi alat meyakinkan kepada pemerintah pusat untuk bisa mengucurkan dananya pada tahap pembangunan bandara berikutnya. “Kita sudah beberapa kali melakukan diskusi dengan Kementrian Perhubungan, bahwa pusat butuh komitmen daerah. Caranya dengan menunjukkan kinerja daerah. Dengan landasan 1600 maka bandara dapat beroprasi untuk kemudian ditingkatkan menjadi 3100 meter,†sebutnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/lia/dhi)
Sisi Udara BSB Baiknya dengan APBD Kaltim
Selasa, 3 Desember 2013 21:44 WIB