Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Perusahaan minyak dan gas Total E & P Indonesie (TEPI) melakukan pengembangan kerajinan Suku Dayak di Kalimantan Timur.
"Jadi di wilayah Kalimantan Timur ada masalah dengan seni yang hampir punah dan kita kembangkan kembali dan juga kita bantu untuk memasarkannya," kata Executive Vice President Operations & East Kalimantan District Manager TEPI, Hardy Pramono di Balikpapan, Sabtu.
Pengembangan karya seni tersebut diantaranya adalah seni menganyam dari rotan dan bambu dengan menggunakan pewarna alami, dimana para perajin dibina melalui pelatihan di Yayasan Bakti Sosial Untuk Indonesia Lestari yang didirikan TEPI, ujarnya.
"Yayasan sebenarnya melakukan pelestarian budaya yang hampir punah bukan hanya untuk suku Dayak, tetapi juga dari Kutai dengan pelestarian tari Jepen," kata Hardy.
Pelestarian seni budaya daerah yang hampir punah diikuti juga oleh masyarakat dan pemerintah. Sementara untuk tingkat nasional TEPI juga melakukan pelestarian seni wayang, katanya.
"Pada tingkat nasional kita punya festival wayang setiap tahun, dimana hampir seratus persen mayoritas didukung oleh Total dan masih ada lagi dukungan yang kita kembangkan dengan seni dan budaya," kata Hardy.
Sementara itu, penanggung jawab Yayasan Bakti Sosial Untuk Indonesia Lestari, Paulus Kadok mengatakan bahwa pelestarian produk-produk kerajinan budaya suku Dayak dibina mulai dari pedalaman Kalimantan Timur.
"Dalam bidang kerajinan kita sudah bekerjasama dengan suku-suku Dayak di Kaltim misalnya dengan Suku Dayak Aoheng dalam pembuatan topi pandan dengan pewarna alam," kata Paulus.
Paulus juga mengatakan bahwa pelestarian produk-produk kerajinan juga harus bernilai jual dan laku di pasaran.
"Kita lihat lagi kalau dijual apakah produk ini laku jual, sehingga kita bisa buat mereka produksi kembali, kalau ini dilestarikan dan dibuat terus-menerus itu berarti lestari," kata Paulus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Jadi di wilayah Kalimantan Timur ada masalah dengan seni yang hampir punah dan kita kembangkan kembali dan juga kita bantu untuk memasarkannya," kata Executive Vice President Operations & East Kalimantan District Manager TEPI, Hardy Pramono di Balikpapan, Sabtu.
Pengembangan karya seni tersebut diantaranya adalah seni menganyam dari rotan dan bambu dengan menggunakan pewarna alami, dimana para perajin dibina melalui pelatihan di Yayasan Bakti Sosial Untuk Indonesia Lestari yang didirikan TEPI, ujarnya.
"Yayasan sebenarnya melakukan pelestarian budaya yang hampir punah bukan hanya untuk suku Dayak, tetapi juga dari Kutai dengan pelestarian tari Jepen," kata Hardy.
Pelestarian seni budaya daerah yang hampir punah diikuti juga oleh masyarakat dan pemerintah. Sementara untuk tingkat nasional TEPI juga melakukan pelestarian seni wayang, katanya.
"Pada tingkat nasional kita punya festival wayang setiap tahun, dimana hampir seratus persen mayoritas didukung oleh Total dan masih ada lagi dukungan yang kita kembangkan dengan seni dan budaya," kata Hardy.
Sementara itu, penanggung jawab Yayasan Bakti Sosial Untuk Indonesia Lestari, Paulus Kadok mengatakan bahwa pelestarian produk-produk kerajinan budaya suku Dayak dibina mulai dari pedalaman Kalimantan Timur.
"Dalam bidang kerajinan kita sudah bekerjasama dengan suku-suku Dayak di Kaltim misalnya dengan Suku Dayak Aoheng dalam pembuatan topi pandan dengan pewarna alam," kata Paulus.
Paulus juga mengatakan bahwa pelestarian produk-produk kerajinan juga harus bernilai jual dan laku di pasaran.
"Kita lihat lagi kalau dijual apakah produk ini laku jual, sehingga kita bisa buat mereka produksi kembali, kalau ini dilestarikan dan dibuat terus-menerus itu berarti lestari," kata Paulus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012