Provinsi Kaltim bersama pihak terkait melakukan identifikasi lahan kritis (terdegradasi) melalui aplikasi Jelantara, yakni masing-masing kontributor mengirimkan data via aplikasi pada telepon seluler guna menuju restorasi bentang lahan berkelanjutan.
"Melalui aplikasi ini tentu untuk menghimpun pelibatan banyak pihak berpartisipasi dalam pengumpulan data perubahan tutupan menggunakan aplikasi berbasis seluler," ujar Ketua Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Provinsi Kaltim Daddy Ruhiyat di Samarinda, Rabu.
Kegiatan ini bertujuan untuk pengenalan dan peluncuran urun data, kemudian untuk meningkatakan kapasitas pengguna melalui pendekatan "Jelantara" guna identifikasi lahan yang terdegradasi.
Hal ini dikatakan Daddy saat membuka Lokakarya Peluncuruan Urun Data untuk Identifikasi Lahan Terdegradasi menuju Restorasi Bentang Lahan Berkelanjutan di Provinsi Kaltim yang digelar melalui zoom meeting.
ia melanjutkan, restorasi bentang lahan merupakan proses panjang untuk mengembalikan fungsi ekologi dari lahan yang terdegradasi dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bermukim di kawasan setempat.
Restorasi ini berkaitan erat dengan berbagai kebijakan nasional yang terkait dengan perubahan iklim, termasuk berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.
"Pendirian Badan Restorasi Gambut, alokasi konsesi restorasi ekosistem, hingga pemberian akses kelola perhutanan sosial, merupakan bentuk nyata komitmen Pemerintah Indonesia dalam melakukan restorasi bentang lahan," katanya.
Sedangkan di Kaltim, restorasi hutan dan bentang lahan merupakan bagian dari program Kaltim Hijau (Kaltim Green) yang dicanangkan Gubernur Kaltim sejak Januari 2010.
Sementara Fathir Mohammad dari System Developer World Resources Institute (WRI) Indonesia mengatakan, bagi pengguna aplikasi "Urundata Jelantara" yang ingin berkontribusi terhadap tambahan data, caranya cukup mudah.
"Caranya mudah, yakni tinggal datang ke lokasi tutupan lahan yang ditetapkan, kemudian memotret di empat penjuru mata angin dari titik yang sama, lalu mundur tiga langkah dan memotret lagi, selanjutnya kirim saat itu juga jika ada jaringan, tapi jika belum ada jaringan, bisa dikirim sampai ketemu jaringan," ujar Fathir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021