Sebanyak 194 pasien COVID-19 kini memenuhi ruang perawatan intensif (ICU, intensif care unit) sejumlah rumah sakit di Balikpapan.
“Itu sudah hampir dua per tiga dari jumlah ruang ICU yang kita punya,” kata Wali Kota Rizal Effendi selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Balikpapan.
“Beberapa ICU rumah sakit juga sudah penuh,” ujar Wali Kota.
Balikpapan memiliki sembilan rumah sakit yang dikelola oleh Pemprov Kaltim seperti RS Kanujoso Djatiwibowo, oleh Pemkot Balikpapan yaitu RSUD Beriman, oleh militer yaitu RS Tentara dr Hardjanto dan RS TNI AU, dan oleh swasta yaitu RS Pertamina Balikpapan, RS Balikpapan Baru, RS Restu Ibu, RS Siloam, dan RS Hermina.
RS Kanujoso Djatiwibowo merupakah rumah sakit rujukan utama untuk pasien COVID-19.
Pada Selasa ini, kasus terkonfirmasi positif di Kota Balikpapan sebanyak 63 kasus. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat dari jumlah kasus harian yang selama ini terjadi yang ada di kisaran 27 kasus positif per hari.
“Dari jumlah 63 tersebut, 3 orang diantaranya tenaga medis dan 7 orang guru,” lanjut Wali Kota Rizal.
Sejauh ini untuk persiapan kembali belajar tatap muka di sekolah itu, sudah menjalani tes cepat (rapid test) sebanyak 2.696 orang guru di kota itu. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Andi Sri Juliarty, sebanyak 409 orang reaktif.
Hingga Sabtu (12/12) lalu, 321 guru datang ke Dinas Kesehatan untuk tes usap (swab), dan 88 lainnya belum melapor. Dari yang dites usap, 7 positif terpapar COVID-19 dan harus menjalani karantina.
Sebelumnya, guru-guru yang hasil tes reaktif juga sudah diminta melakukan isolasi mandiri dan tidak ikut simulasi belajar tatap muka yang digelar Senin (14/12).
Dengan adanya guru yang terpapar COVID-19, kata Wali Kota, membuat rencana untuk belajar tatap muka kembali di sekolah pada 11 Januari 2021 mendatang akan dievaluasi. Sekolah tempat guru terpapar tersebut mengajar juga akan dievaluasi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020