Populasi hewan ternak sapi lokal Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimatan Timur, cenderung menurun akibat selama pamdemi COVID-19 pengiriman sapi dari luar daerah dihentikan, kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian setempat Arief Murdiyatno.

"Sejak pandemi COVID-19 populasi sapi lokal cenderung mengalami penurunan karena pengiriman hewan ternak sapi dari luar daerah terkendala permasalahan izin," ungkap Arief Murdiyatno ketika ditemui di Penajam Rabu.

Pengiriman hewan ternak sapi dari luar daerah tambahnya, seperti dari Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, serta Sulawesi sejak Maret 2020 dihentikan.

Rata-rata pemotongan hewan ternak sapi di RPH (rumah pemotongan hewan) jelas Arief Murdiyatno, berkisar dua sampai lima ekor per hari.

Sehingga dari jumlah populasi sapi sebanyak 17.140 ekor di Kabupaten Penajam Paser Utara, sampai kini sudah berkurang 200 sampai 300 ekor.

"Sampai triwulan ketiga hewan ternak sapi lokal sudah berkurang antara sekitar 200 sampai 300 ekor," kata Arief Murdiyatno.

"Kebutuhan daging pada perayaan Idul Adha 2020 mengalami peningkatan, sehingga menguras jumlah populasi sapi lokal Kabupaten Penajam Paser Utara," ujarnya.

Dinas Pertanian, Arief Murdiyatno menimpali lagi, juga harus mempersiapkan persediaan daging pada perayaan hari besar keagamaan Natal dan pergantian tahun.

Arief Murdiyatno berharap jalur pengiriman hewan ternak sapi dari luar daerah melalui jalur laut kembali dibuka.

"Mudah-mudahan jalur laut pengiriman sapi segera dibuka kembali agar populasi hewan ternak sapi lokal tidak semakin berkurang," ucap Arief Murdiyatno.

Larangan pengiriman hewan ternak sapi dari luar daerah jelasnya, menjadi penyebab utama populasi hewan ternak sapi lokal Kabupaten Penajam Paser Utara cenderung menurun.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020