Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui instansi terkait kembali melakukan sosialisasi Program Kampung Iklim (Proklim) di Kabupaten Kutai Timur, sebagai langkah memperoleh dukungan warga desa untuk penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
 

"Pekan lalu kami telah melakukan sosialisasi program ini pada tujuh desa yang tersebar di beberapa kecamatan, sedangkan pekan ini kami targetkan tiga desa sehingga total ada 10 desa," ujar Ketua Tim FPIC (Free Prior and Informed Consent) Kutim-2 Monica Kusneti di Muara Ancalong, Kutai Timur, Senin.

Hal itu dikatakan Monica saat menjadi pembicara dalam sosialisasi Program Penurunan Emisi GRK melalui pencegahan Deforestasi dan Degradasi Hutan Berbasis Yurisdiksi (Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund/FCPF-CF) di Desa Senyiur, Kecamatan Muara Ancalong.

Menurutnya, program penurunan emisi FCPF-CF akan mempercepat pelaksanaan REDD+ di tingkat nasional untuk berkontribusi dalam pengurangan emisi nasional, bahkan internasional.

Program yang diusulkan melalui pendekatan komprehensif REDD+ dengan pendekatan yurisdiksi ini mencakup perubahan kebijakan dan kegiatan di tingkat tapak, guna menjawab sebagian besar penyebab
penghilangan kawasan berhutan dan penurunan kualitas hutan (degradasi hutan).

"Penurunan emisi akan mendukung perbaikan tata kelola hutan, sehingga diharapkan menghasilkan pengurangan emisi signifikan. Wilayah pelaksanaannya adalah seluruh Kalimantan Timur dengan total seluas 12.747.924 hektare," ujarnya.

Dari luasan ini, sebagian besar merupakan kawasan berhutan alam yang berada di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan kawasan konservasi, kemudian sebagian lainnya ada dalam pola ruang perkebunan dan kawasan desa.

Dikatakannya, program penurunan emisi akan menjawab deforestasi dan degradasi hutan dengan menyasar pada penyebab utama dari lemahnya tata kelola melalui reformasi kebijakan, kolaborasi dengan perusahaan perkebunan dan kehutanan, termasuk penguatan masyarakat lokal.

Monica juga mengatakan bahwa Desa Senyiur memiliki lahan gambut terluas di Kabupaten Kutai Timur, sehingga melalui program ini tentu tepat desa ini dilibatkan dalam program penurunan emisi GRK, sehingga kegiatan ini juga akan berdampak positif bagi masyarakat dari berbagai sisi baik ekonomi, sosial, dan budaya.

Kepala Desa Senyiur Jemari Eng bersyukur atas dipilihnya desa yang dipimpinnya ini menjadi lokasi program penurunan emisi, karena dari 10 desa yang tersebar di Kecamatan Muara Ancalong, hanya Desa Senyiur yang dipilih untuk kegiatan penurunan emisi melalui Proklim.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020