Bupati Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, Bonifasius Belawan Geh menyampaikan kronologi empat warganya terkonfirmasi positif terjangkit COVID-19), tiga di antaranya dari satu keluarga setelah melakukan perjalanan dari daerah lain.
"Hari ini kami laporkan adanya penambahan kasus positif COVID-19 di Mahulu, setelah 6 Agustus lalu terkonfirmasi satu pasien positif, yakni MHU 01 yang ditemukan dan dirawat di Rumah sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat," ujar Bonifasius dalam rilisnya di Mahulu, Selasa.
MHU 01 yang dirawat di Sendawar, pada 17 Agustus 2020 telah dinyatakan sembuh, namun per 18 Agustus ini terdapat empat penambahan kasus baru, yaitu MHU 02, MHU 03, MHU 04 dan MHU 05.
Menurutnya, MHU 02, MHU 03, MHU 04 merupakan satu keluarga dari Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun. MHU 02 adalah perempuan berusia 45 tahun, MHU 03 adalah laki-laki 47 tahun, MHU 04 adalah anak laki-laki usia 2,5 tahun.
Kronologi perjalanan mereka adalah pada 25 Juli berangkat dari Ujoh Bilang menuju Samarinda menggunakan mobil pribadi dan menginap di sebuah hotel, kemudian malam harinya mengunjungi praktik dokter spesialis penyakit dalam.
Pada 26 Juli pagi, mereka melakukan perjalanan menuju Kabupaten Kutai Barat menggunakan mobil pribadi dan menginap di Kutai Barat, kemudian 27 Juli MHU 03 mengikuti rapat di salah satu kantor vertikal pemerintah.
Selanjutnya tanggal 27-29 Juli tetap tinggal di Kutai Barat. Tanggal 30 Juli melakukan tes cepat di sebuah klinik di Kabupaten Kutai Barat dengan hasil non reaktif, sehingga mereka kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan mobil pribadi ke Ujoh Bilang.
Begitu sampai di Ujoh Bilang, pasien melaksanakan karantina mandiri selama 10 hari. Lantas pada tanggal 9 Agustus melakukan tes cepat kedua di Rumah Sakit Ujoh Bilang Mahulu dengan hasil non reaktif.
Pada tanggal 11 Agustus atau hari ke-12 setelah tes cepat pertama, MHU 02 muncul gejala penurunan fungsi pada indra penciuman (anosmia), badan terasa lemas dan ada gejala flu.
"Karena muncul gejala maka MHU 02 melakukan konsultasi dengan kerabatnya (dokter) via ponsel dan disarankan untuk tes usap. Selanjutnya tes usap PCR pertama terhadap MHU 02, MHU O3, dan MHU 04 tanggal 13 Agustus 2020," kata Bonifasius.
Kemudian tes usap kedua tanggal 14 Agustus dilakukan di Rumah Sakit Ujoh Bilang. Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mahulu diintruksikan melanjutkan karantina mandiri sambil menunggu hasil tes usap.
Tanggal 16 Agustus, hasil tes usap positif diberitahukan oleh Laboratorium Rumah Sakit Parikesit Tenggarong kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Mahakam Ulu.
Selanjutnya tanggal 17 Agustus, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mengkonfirmasi hasil tes usap yang positif tersebut.
"MHU 02 berstatus sebagai pasien bergejala ringan, sedangkan MHU 03 dan MHU 04 berstatus sebagai pasien tanpa gejala. Ketiga pasien tersebut sekarang dirawat di Rumah Sakit Gerbang Sehat Mahulu di Ujoh Bilang," kata Boni lagi.
Ia melanjutkan untuk MHU 05 adalah perempuan usia 50 tahun dari Kecamatan Long Apari. Kronologinya adalah pertengahan Maret 2020 MHU 05 berobat ke RSUD Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda.
MHU 05 berobat ke Samarinda karena memiliki riwayat batu ginjal dan diabetes miletus, sehingga akan dilakukan operasi. Gula darah pasien belum stabil sehingga belum bisa dilakukan operasi, maka pasien tetap berada di Samarinda selama menunggu jadwal operasi.
Pada 2 Agustus pasien kembali masuk RSUD AWS untuk dilakukan operasi batu ginjalnya dan dirawat sampai 5 Agustus, kemudian pasien pulang dalam keadaan membaik.
Namun pada 11 Agustus kondisi pasien drop dan dilarikan ke UGD RSUD AWS, selanjutnya pasien mengalami gejala batuk, mual, kurang selara makan dan nafas agak sesak.
Dengan adanya keluhan tersebut, maka anjuran dari dokter spesialis paru di RSUD AWS adalah dilakukan tes usap sehingga pada 12 Agustus diambil sampel usap dan dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unmul Samarinda.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penaganan COVID-19 Kabupaten Mahulu ini melanjutkan pada 15 Agustus hasil tes usap keluar dan MHU 05 dinyatakan positif, sehingga sampai 18 Agustus ini pasien masih dirawat di ruang isolasi RSUD AWS.
"Mengingat MHU 05 ber-KTP Mahulu, maka secara administratif datanya dimasukkan ke data temuan kasus di Kabupaten Mahulu. Jadi total sampai saat ini ada lima kasus pasien terkonfirmasi positif di Mahulu," tuturnya.
Ia minta masyarakat Mahulu tetap tenang dan waspada karena penyakit COVID-19 bisa disembuhkan, terbukti sudah banyak pasien yang dinyatakan sembuh setelah dirawat.
"Saya imbau warga Mahulu terutama di Ujoh Bilang dan sekitarnya tidak bepergian dulu karena Dinas Kesehatan terus mengadakan penelusuran dan pelacakan terhadap kontak erat terhadap pasien, melaksanakan penapisan baik dengan tes cepat maupun tes usap," ucap Bonifasius.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
"Hari ini kami laporkan adanya penambahan kasus positif COVID-19 di Mahulu, setelah 6 Agustus lalu terkonfirmasi satu pasien positif, yakni MHU 01 yang ditemukan dan dirawat di Rumah sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat," ujar Bonifasius dalam rilisnya di Mahulu, Selasa.
MHU 01 yang dirawat di Sendawar, pada 17 Agustus 2020 telah dinyatakan sembuh, namun per 18 Agustus ini terdapat empat penambahan kasus baru, yaitu MHU 02, MHU 03, MHU 04 dan MHU 05.
Menurutnya, MHU 02, MHU 03, MHU 04 merupakan satu keluarga dari Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun. MHU 02 adalah perempuan berusia 45 tahun, MHU 03 adalah laki-laki 47 tahun, MHU 04 adalah anak laki-laki usia 2,5 tahun.
Kronologi perjalanan mereka adalah pada 25 Juli berangkat dari Ujoh Bilang menuju Samarinda menggunakan mobil pribadi dan menginap di sebuah hotel, kemudian malam harinya mengunjungi praktik dokter spesialis penyakit dalam.
Pada 26 Juli pagi, mereka melakukan perjalanan menuju Kabupaten Kutai Barat menggunakan mobil pribadi dan menginap di Kutai Barat, kemudian 27 Juli MHU 03 mengikuti rapat di salah satu kantor vertikal pemerintah.
Selanjutnya tanggal 27-29 Juli tetap tinggal di Kutai Barat. Tanggal 30 Juli melakukan tes cepat di sebuah klinik di Kabupaten Kutai Barat dengan hasil non reaktif, sehingga mereka kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan mobil pribadi ke Ujoh Bilang.
Begitu sampai di Ujoh Bilang, pasien melaksanakan karantina mandiri selama 10 hari. Lantas pada tanggal 9 Agustus melakukan tes cepat kedua di Rumah Sakit Ujoh Bilang Mahulu dengan hasil non reaktif.
Pada tanggal 11 Agustus atau hari ke-12 setelah tes cepat pertama, MHU 02 muncul gejala penurunan fungsi pada indra penciuman (anosmia), badan terasa lemas dan ada gejala flu.
"Karena muncul gejala maka MHU 02 melakukan konsultasi dengan kerabatnya (dokter) via ponsel dan disarankan untuk tes usap. Selanjutnya tes usap PCR pertama terhadap MHU 02, MHU O3, dan MHU 04 tanggal 13 Agustus 2020," kata Bonifasius.
Kemudian tes usap kedua tanggal 14 Agustus dilakukan di Rumah Sakit Ujoh Bilang. Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mahulu diintruksikan melanjutkan karantina mandiri sambil menunggu hasil tes usap.
Tanggal 16 Agustus, hasil tes usap positif diberitahukan oleh Laboratorium Rumah Sakit Parikesit Tenggarong kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Mahakam Ulu.
Selanjutnya tanggal 17 Agustus, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mengkonfirmasi hasil tes usap yang positif tersebut.
"MHU 02 berstatus sebagai pasien bergejala ringan, sedangkan MHU 03 dan MHU 04 berstatus sebagai pasien tanpa gejala. Ketiga pasien tersebut sekarang dirawat di Rumah Sakit Gerbang Sehat Mahulu di Ujoh Bilang," kata Boni lagi.
Ia melanjutkan untuk MHU 05 adalah perempuan usia 50 tahun dari Kecamatan Long Apari. Kronologinya adalah pertengahan Maret 2020 MHU 05 berobat ke RSUD Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda.
MHU 05 berobat ke Samarinda karena memiliki riwayat batu ginjal dan diabetes miletus, sehingga akan dilakukan operasi. Gula darah pasien belum stabil sehingga belum bisa dilakukan operasi, maka pasien tetap berada di Samarinda selama menunggu jadwal operasi.
Pada 2 Agustus pasien kembali masuk RSUD AWS untuk dilakukan operasi batu ginjalnya dan dirawat sampai 5 Agustus, kemudian pasien pulang dalam keadaan membaik.
Namun pada 11 Agustus kondisi pasien drop dan dilarikan ke UGD RSUD AWS, selanjutnya pasien mengalami gejala batuk, mual, kurang selara makan dan nafas agak sesak.
Dengan adanya keluhan tersebut, maka anjuran dari dokter spesialis paru di RSUD AWS adalah dilakukan tes usap sehingga pada 12 Agustus diambil sampel usap dan dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unmul Samarinda.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penaganan COVID-19 Kabupaten Mahulu ini melanjutkan pada 15 Agustus hasil tes usap keluar dan MHU 05 dinyatakan positif, sehingga sampai 18 Agustus ini pasien masih dirawat di ruang isolasi RSUD AWS.
"Mengingat MHU 05 ber-KTP Mahulu, maka secara administratif datanya dimasukkan ke data temuan kasus di Kabupaten Mahulu. Jadi total sampai saat ini ada lima kasus pasien terkonfirmasi positif di Mahulu," tuturnya.
Ia minta masyarakat Mahulu tetap tenang dan waspada karena penyakit COVID-19 bisa disembuhkan, terbukti sudah banyak pasien yang dinyatakan sembuh setelah dirawat.
"Saya imbau warga Mahulu terutama di Ujoh Bilang dan sekitarnya tidak bepergian dulu karena Dinas Kesehatan terus mengadakan penelusuran dan pelacakan terhadap kontak erat terhadap pasien, melaksanakan penapisan baik dengan tes cepat maupun tes usap," ucap Bonifasius.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020