Kabupaten/kotase Kaltim diminta berinovasi membuat konsep kebijakan penerapan protokol baru dalam menghadapi penerapan kebijakan new normal atau tatanan baru yang produktif dan aman COVID-19.
“Seperti yang dipaparkan empat kota kasus penyebaran COVID-19 berstatus merah yang membuat inovasi dalam menghadapi tatanan baru pada rakor pusat dan daerah kali ini bisa direflikasi di kabupaten/kota se Kaltim,” sebut Pj Sekprov Kaltim, M Sabani saat mengikuti rapat koordinasi (rakor) pusat dan daerah dalam rangka pelaksanaan kesiapan wilayah perkotaan menyambut masyarakat produktif dan aman COVID-19, di Ruang Heart of Borneo Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (19/6) sore.
Utamanya Kota Surabaya yang membuat konsep secara detail dan sudah mulai menerapkannya dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayahnya. Diantaranya membuat Mall tangguh, tempat industri tangguh, tempat ibadah tangguh, dan persiapan sekolah tangguh dalam persiapan menuju new normal.
Maksudnya penerapan tatanan baru pada unit-unit dimaksud dengan mempedomani protokol kesehatan yang ditetapkan. Tentunya didukung dengan ketersedian anggaran memadai dalam pemenuhan saranan prasaran penunjangnya.
Terpenting sepanjang kabupaten/kota mampu menghadapi new normal, maka dinilai perlu dipersiapkan dengan baik sehingga masyarakat bisa beradaptasi sebelum benar-benar diterapkan. Sebab kunci susksenya ketika masyarakat bisa mengikuti dengan baik protokol kesehatan yang ditetapkan.
“Saya Pikir terpenting tiga hal ini yang harus diperhatikan. Menggunakan masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan, dan jangan banyak berinterkasi atau bersentuhan dengan orang,” sebutnya.
Terkait kebijakan pembentukan kampung tangguh sebagai persiapan menuju new normal, Sabani mengaku Kaltim sudah mempersiapkan untuk implementasinya. Sebab sejak awal pandemi COVID-19 semua wilayah hingga tataran RT secara sadar membentuk relawan-relawan tanggap COVID-19 untuk mencegah penyebaran di wilayahnya. “Nah kedepan tinggal dilanjutkan agar lebih intensif lagi,” timpalnya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, Moh Jauhar Efendi mengaku desa-desa di Kaltim sudah membentuk Tim Desa Tanggap COVID-19. Bahkan sudah ada pelatihan membuat aplikasi sederhana untuk mendeteksi orang yang mungkin terpapar COVID-19.
“Terakhir data yang diperoleh per 2 Juni 2020 sudah terbentuk 838 Tim Desa Tanggap COVID-19 dari 841 desa se Kaltim. Relawan yang tergabung mencapai 27.650 orang. Semoga ini bisa menjadi bagian mendukung penerapan new normal jika memang pada saatnya diterapkan di wilayahnya,”katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020