Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman  (Unmul) dengan  memberikan  Pre Service Training pelayanan KB.
 

“Ini suatu hal yang baru dan pertama kali bagi Fakultas Kedokteran kerjasama  fre  service training yakni pelatihan  pelayanan KB  suatu kebutuhan bagi mahasiswa kedokteran  nantinya  akan terjun langsung di masyarakat,” kata Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Unmul, Drs Verry Asfirizal,M.Kes di Samarinda,Senin.

Menurutnya pre service training pelayanan KB  sangat penting dimana seorang dokter harus memiliki  kemampuan, skill dan potensi.  Seperti diketahui  bahwa pemasangan IUD dan Implan merupakan kompetensi dokter umum yang harus mereka dapatkan dan sebagai bekal bagi dokter-dokter  muda yang magang di sejumlah rumah sakit di daerah.

“ Dengan adanya pelatihan ini, ilmu yang didapat para mahasiswa cukup lengkap  dari teori  hingga praktek  langsung kepada pasien atau akseptor. Untuk itu kami sangat berterima kasih dengan BKKBN Kaltim  dan semoga kerjasama ini  terus berlanjut,” tuturnya.

 Verry Asfirizal berharap kerjasama ini terus berlanjut   bagi mahasiswa fakultas kedokteran Unmul ,mungkin  tiga bulan sekali sesuai tahapan sebelum mereka terjun ke masyarakat.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim,Eli Kusnaeli mengatakan kerjasama pre-service training pelayanan KB merupakan upaya BKKBN sesuai dengan arahan BKKBN pusat untuk melakukan pelatihan sertifikasi pelayanan KB khususnya kontrasepsi  IUD dan Implan.

“Ini adalah sumbangan Provinsi Kaltim untuk Indonesia , karena dokter  muda yang masih mengukuti perkuliah di Unmul , setelah lulus nantinya menyebar  bekerja dan melakukan pelayanan sudah tersertifikasi sesuai dengan peraturan yang  ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Dengan demikian lanjutnya, maka  BKKBN lebih hemat dari aspek pembiayaan sehingga tidak lagi menghadirkan para dokter yang bekerja di lapangan di panggil untuk menguikuti pelatihan, tetapi sebelum selesai kuliah dokter sudah  dilatih dan memiliki sertifikasi.

Eli Kusnaeli  juga berharap dengan banyaknya para dokter dan bidan memiliki sertifikasi untuk pelayanan KB, maka akan mengurangi angka unmet need atau dimana kondisi mengisyaratkan keinginan pasangan usia subur (PUS) untuk mendapatkan pelayanan ber KB,namun tidak terlayani sehingga mereka  memutuskan tidak menggunakan alat kontasepsi.

Menurutnya  ada terget yang ditetapkan  BKKBN pusat hingga tahun 2024 paling tinggi  angka unmed need  7,4 persen dan  saat ini masih berkisar pada angka 11 persen.

“Oleh karena itu di Provinsi Kaltim akses dan kualitas pelayanan,  distribusi alat kontrasepsi  diperkuat, sehingga  calon akseptor  dapat  dilayani dengan baik oleh tenaga profesional dan tersertifikasi,” ujar Eli Kusneli.

 

Pewarta: Rhd

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020